Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Muhammad SAW Itu Tidak Lain Hanya Seorang Rasul

Diperbarui: 29 Oktober 2020   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecintaan dan penghormatan kita kepada Nabi Muhammad jangan sampai melebihi batas keimanan kita (ilustrasi diolah pribadi dari Canva)

Alkisah, ada seorang nenek penjual bunga. Setiap hari setelah berjualan di pasar, ia selalu mampir ke masjid agung di kotanya untuk menunaikan salat Dhuhur sebelum pulang ke rumahnya.

Usai salat dan zikir sebisanya, nenek ini dengan langkah terbungkuk-bungkuk membersihkan daun-daun yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar daun dikaisnya. Tidak ada satu daun pun yang ia lewatkan. Tentu saja dengan cara yang demikian nenek tersebut agak lama membersihkan halaman masjid dari dedaunan.

Banyak pengunjung masjid yang melihat nenek ini membersihkan halaman masjid setiap hari jatuh iba kepadanya. Hingga suatu hari pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan yang ada sebelum sang nenek datang.

Pada suatu hari, nenek itu datang dan langsung masuk masjid. Seperti biasanya, usai salat ia pergi ke halaman hendak melakukan pekerjaan rutinnya. Namun, alangkah terkejutnya nenek itu saat melihat tak ada satu pun daun terserak di halaman masjid.

Ia kembali lagi ke beranda masjid dan menangis dengan keras. Pengurus masjid kemudian menjelaskan padanya bahwa daun-daun itu sudah mereka sapu karena merasa kasihan pada sang nenek.

"Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Orang-orang bingung mengapa nenek ini ingin sekali membersihkan daun-daun yang berserakan, dan malah menangis saat tak ada lagi dedaunan yang harus dibersihkannya. Akhirnya, seorang kiai terhormat yang jadi pengurus masjid agung tersebut menanyakan kebingungan ini kepada sang nenek.

Nenek itu mau menjelaskan alasannya dengan dua syarat: pertama, hanya kiai yang boleh mengetahuinya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan selama ia masih hidup.

Waktu berlalu, nenek itu pun meninggal dunia karena ia lama tidak datang ke masjid membersihkan. Pada satu kesempatan, sang kiai yang mendengar langsung rahasia sang nenek menceritakan alasan mengapa nenek penjual bunga itu bersemangat membersihkan daun-daun di masjid.

 "Saya ini perempuan bodoh, pak kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya ini tidak mungkin selamat di akhirat kelak tanpa syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline