Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Klarifikasi Bonek Atas Pemberitaan Provokatif Liputan6.com

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebuah pemberitaan dari situs berita liputan6.com membuat kaget kalangan suporter Persebaya 1927 yang jumat kemarin melakukan aksi damai ke Balaikota Surabaya. Dalam berita tersebut, wartawan liputan6.com Yovinus Guntur Wicaksono merilis pernyataan dari koordinator aksi Bonek, Andi Peci, bahwa Bonek akan mengancam melengserkan walikota Surabaya, Tri Rismaharini jika tidak segera mengambil langkah tegas dan memenuhi janjinya kepada bonekmania. Tidak itu saja, bonekmania akan merusak taman kota yang dibangun Pemkot. "Kami tidak ditemui satu pun pejabat Pemkot. Kami akan kerahkan massa yang lebih besar," ujar Andi Peci, Jumat (3/1/2014).

Mengenai pernyataan dan berita provokatif tersebut, salah satu pentolan Bonek yang ikut dalam aksi kemarin, Siti Ita Nasyiah melalui obrolan singkat di sebuah forum mengatakan, bahwa Andi Peci, dan Bonek pada umumnya tak pernah bermaksud, dan tak punya niat melengserkan walikota Surabaya hanya karena permasalah Persebaya. Menurut Mbak Ita, wartawan liputan6.com sepertinya salah tangkap, atau memang sengaja memancing di air keruh terkait aksi damai Bonek kemarin.

Dalam aksi di Balaikota, memang ada salah satu pentolan Bonek yang sedikit memaksa untuk bertemu walikota Surabaya. Pokemon, Bonek asal Simo dengan setengah memaksa meminta KabagKesbang Surabaya Pak Ucok untuk menelpon ibu Risma. Pak Ucok mengaku tidak mempunyai nomor telpon Bu Risma (aneh, mana ada anak buah tidak punya nomor telpon atasan). Selain itu, Pak Ucok juga tidak tahu siapa yang diberi kewenangan untuk menerima perwakilan Bonek. Beberapa rekan Bonek yang jadi tim negosiator (diantaranya Andi Peci, Pokemon dan Mbak Ita) menjadi jengkel dengan alasan yang terkesan dibuat-buat ini. Saking jengkelnya, Pokemon akhirnya berkata pada pak Ucok," ''Gini pak. Karena kedatangan kami baik-baik ini tidak direspon. Kami tidak bertanggung jawab jika teman-teman marah dengan cara merusak baliho bergambar Risma. Juga taman yang dibangun Risma. Dia tidak layak jadi pemimpin di kota ini karena tidak mau tahu keluhan warganya. Dia kan dibayar oleh kami,'' sergah Pokemon yang kemudian dibenarkan oleh tim negosiator Bonek.

Jadi jelas, dalam negosiasi dengan pejabat Pemkot Surabaya di Balaikota, tidak ada pernyataan dan ancaman untuk melengserkan walikota. Juga tidak ada anjuran untuk merusak berbagai fasilitas umum di kota Surabaya. Bonek hanya menyayangkan tidak adanya respon dari walikota Surabaya, serta tidak bersedia menjamin dan bertanggung jawab jika kedepan ada beberapa oknum Bonek yang melampiaskan kejengkelannya pada ibu Walikota dengan cara merusak baliho-baliho ibu Walikota.

Sebagai sebuah media mainstream, seharusnya liputan6.com, dibawah bendera SCTV bisa lebih selektif dalam memberitakan dan menukil sebuah pernyataan. Jelas dalam berita tersebut terjadi fitnah terhadap Andi Peci, karena dalam situasi ramai, ketika ada satu orang yang berbicara, maka itu dianggap wartawan sebagai omongan Andi Peci sebagai koordinator aksi.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline