Lihat ke Halaman Asli

Yulius Roma Patandean

TERVERIFIKASI

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Tradisi Tahunan di Pasar Sudu Menjelang Lebaran

Diperbarui: 30 Maret 2025   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan lingkar Pasar Sudu di Kabupaten Enrekang yang penuh sesak menjelang lebaran. (Sumber: Rustan)

Di hari-hari terakhir bulan puasa, geliat warga Muslim untuk berbelanja semakin tinggi pula. Jika di kota, warga memadati [usat perbelanjaan, maka di daerah, pasar tradisional yang diserbu pembeli. Situasi yang kontras pun akan terlihat di pasar-pasar tradisional. Pengunjung pasar membludak hingga ke area jalan raya.

Inilah penampakan tahunan yang tersaji di Pasar Tradisional Sudu, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari pasar terakhir pekan ini menjadi puncak kunjungan pembeli yang membanjiri areal Pasar Sudu. 

Pasar tradisional terbesar di Tanah Duri ini adalah primadona untuk berbelanja segala kebutuhan. Sayuran, meubel, elektronik, ternak, ikan, sembako, pakaian, dll lengkap di sini.

Hari Jumat tanggal 28 Maret 2025, adalah hari pasar terakhir di Pasar Sudu sebelum Lebaran. Pengunjung pasar terlihat sangat padat hingga menutupi areal jalan lingkar pasar. Jalan beraspal tersebut pun telah berubah sebagai tempat berdirinya lapak-lapak dadakan dan musiman. Pedagang kaki lima penjual sayur, ikan, buah, bumbu dapur, sandal, sepatu dan peralatan dapur paling banyak mengambil area jalan raya.

Sementara di bagian utama pasar, sangat sulit untuk bergerak. Pengunjung berdempetan satu sama lain untuk melewati lorong-lorong pasar. Butuh waktu puluhan menit untuk bisa menembus kepadatan manusia pada jarak hanya 50 meter. Gaya berjalan masuk pasar pun seperti antrian mengikuti konser musik. Padat merayap dan mandi keringat tak terhindarkan.

Pada umumnya, tak ada kategori khusus di lapak mana pembeli mendominasi. Semua lapak ramai. Mulai dari lapak kebutuhan pokok hingga ke toko penjual elektronik dan pakaian.

Khusus di Pasar Sudu, kategori pedagang yang paling banyak menuai panen adalah pedagang pakaian, bumbu dapur, peralatan rumah tangga dan meubel. Animo membeli barang-barang tersebut terkait dengan kebutuhan Hari Raya Idul Fitri. 

Uniknya lagi, tawar-menawar seperti pada hari-hari pasar sebelumnya jarang terjadi. Pembeli bertanya, penjual merespons dan langsung deal. Sebenarnya, tak ada pemberlakuan kenaikan harga. Semua transaksi berlangsung normal mengikuti tradisi tahunan. Hanya seminggu dalam setahun, pasar ini banjir pengunjung.

Saya sendiri mengalami langsung suasana repotnya melayani pembeli beberapa tahun yang lalu. Saat itu kami memiliki lapak berdagang pakaian. Pada hari pasar terakhir di hari Jumat menjelang Lebaran, dari pagi hingga maghrib, pembeli tak ada putus-putusnya. Kami yang non-Muslin dan lapak selalu full pembeli, seakan tidak diberi kesempatan untuk minum air dan makan siang. Seusai pasar, lebih dari setengah barang dangangan ludes terjual.

Meskipun pengunjung dan pembeli berjubel, jarang sekali terjadi pencurian. Hal ini karena masih tingginya kesadaran warga dan didukung padatnya suasana sehingga membuat siapapun akan sulit untuk bergerak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline