Lihat ke Halaman Asli

Id.Djoen

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Film Bidah Cinta, Harusnya Tak Ada Bidah Karena Cinta

Diperbarui: 5 April 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gbr https://entertainment.kompas.com/

Kondisi umat Islam di Indonesia yang terdiri berbagai macam liaran, golongan dan ormas sangat cocok dengan sajian film Bidah Cinta.

Seperti yang telah diketahui film ini  menceritakan tentang hubungan asmara  dua sejoli Khalida dan Kamal yang tak direstui oleh keluarga mereka.

Dikarenakan perbedaan pemahaam keislaman antara keluarga mereka dan berujung permusuhan. Pemahaman islam puritan dan islam tradisional yang menyeret hubungan asmara Khalida dan Kamal ke dalam konflik.

Khalida sendiri adalah anak H Rohili  yang dibesarkan dalam ajaran islam tradisional merasa terganggu dengan perkembangan pemahaman keislaman Kamal merupakan anak lelaki H Jamat, haji kaya yang disegani dan menjadi pendukung utama penyebaran islam puritan.

Kutipan sinopsis film Bidah Cinta tahun 2017 seperti diatas memang seperti kenyataan yang ada di Indonesia akan tetapi terlalu didramatisir dan dibesar-besarkan bahwa perkara perbedaan pemahaman ke islaman menimbulkan permusuhan dan berdampak pada permasalahan pribadi atau asmara dua insan manusia beda jenis kelamin yang saling jatuh cintah wujud kodrat manusia.

Organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi yang didirikan ulama sekalingus pahlawan Nasional yang satu saudara seperguruan KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asy'ari pendiri NU. NU dikenal sebagai ormas Islam tradisional sementara Muhammadiyah dikenal sebagai ormas Islam modern.

Perbedaan tersebut dikarenakan cara dan target dalam mendahwakan ajaran Islam, seperti yang kita ketahui Muhammadiyah berdakwah dikalangan warga kota yang notabene kepada orang-orang yang berpendidikan serta ekonomi menengah keatas, sementara NU sebaliknya berdakwah kepedesaan yang masih kental budaya tradisional.

Namun perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahaan apalagi permusuhan baik antar ormas maupun pengikut ormas pada permasalahan pribadi termasuk masalah cinta seperti apa yang diceritakan dalam film bidah cinta ini. Malah sebaliknya kerukunan antara kedua ormas ini terjaga, ada beberapa pengikut Muhammadiyah yang mengajar di sekolah-sekolah milik NU begitu sebaliknya. Dalam hal cinta demikian pula ada anak tokoh dan pengurus NU menikah dengan anak tokoh pengurus Muhammadiyah toh tak ada terjadi pembatalan pernikahan mereka, malah dilingkungan pedesaan pembatalan pernikahan terjadi disebabkan karena hitung-hitungan weton yang tidak cocok.

Bid'ah adalah sebuat istilah yang merujuk pada sebuah kata "mengada-adakan sesuatu yang baru" ada salah persepsi bahwa dilarangnya sebuah Bid'ah berdasar nash menyangkut semua hal yang baru ilmu pengetahuan, teknologi, sosial budaya. Padahal istilah bid'ah ditujukan dalam hal Ibadah Magdha saja.

Teknologi terciptanya alat angkut modern sehingga umat islam bisa berangkat menunaikan ibadah haji naik pesawat terbang adalah sesuai hal yang baru atau Bid'ah Teknologi. Bid'ah-bid'ah ini akan terus muncul seiring berjalannya waktu dan perkembangan kemajuan zaman dan bid'ah semacam ini suatu hal yang tidak dilarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline