Lihat ke Halaman Asli

Omjay Labschool

guru blogger indonesia

Perjuangan Guru TIK 10 Tahun Lalu, Save TIK Harga Mati

Diperbarui: 4 Agustus 2025   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Omjay bersama ibu Deswati, Ibu Wiwin, dan Ibu Sri/dokpri

SaveTIK Harga Mati: Kilas Balik Perjuangan Guru TIK Sepuluh Tahun Silam. Hari ini facebook menampilkan foto kami 10 tahun lalu ketika menunggu pak mendikbud Anies Baswedan. Kami diterima beliau setelah menunggu cukup lama di ruang tunggu atau ruang tamu mendikbud. Inilah Kisah Omjay / Kakek Jay, Guru Blogger Indonesia di blog https://wijayalabs.com.

Hari ini, Facebook mengirimkan sebuah kenangan lewat fitur "Memories". Sebuah foto lama muncul di layar ponsel saya. Foto itu memperlihatkan wajah-wajah penuh semangat---para pejuang TIK yang berkumpul untuk sebuah tujuan mulia: menyelamatkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari penghapusan dalam kurikulum.

Mata saya berkaca-kaca. Rasanya seperti baru kemarin kami berdiri di depan gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membawa spanduk bertuliskan "SAVE TIK HARGA MATI". 

Kala itu, tahun 2014, TIK dianggap tidak perlu lagi diajarkan sebagai mata pelajaran mandiri. Kami para guru TIK seakan kehilangan pijakan, bahkan ada yang kehilangan jam mengajar dan kejelasan status profesionalnya. Beberapa guru pindah ke struktural. Namun kami tidak tinggal diam.

Perjuangan Itu Nyata, Bukan Sekadar Status Media Sosial

Kami membentuk komunitas, menyatukan suara, dan menyuarakan aspirasi. Kami turun langsung ke jalan, menulis di blog, mengisi seminar, dan mengirimkan surat terbuka kepada pengambil kebijakan. Salah satu momen paling bersejarah adalah ketika kami diterima langsung oleh Pak Anies Baswedan, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam pertemuan itu, kami sampaikan keresahan sekaligus harapan: bahwa TIK bukan sekadar mata pelajaran, tapi pondasi literasi abad ke-21. Tanpa TIK, generasi muda Indonesia akan tertinggal dalam arus globalisasi yang makin pesat.

Pak Anies menerima kami dengan hangat dan terbuka. Kami berdialog panjang, penuh semangat dan harapan. Di sinilah terasa bahwa perjuangan kami didengar, bahwa suara guru bisa mengguncang sistem, bahwa kami bukan sekadar pelengkap.

Anies Baswedan bersama ketua umum pb pgri Prof. Dr. Unifah Rosyidi/dokpri

Mengapa TIK Itu Penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline