Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Konsep Ruislag Tanah Wakaf

Diperbarui: 8 Oktober 2025   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ruislag tanah wakaf menurut Hukum Islam   dikenal   dengan   istilah   istibdal.   Istibdal adalah perbuatan terhadap asset atau  barang  wakaf  yang  menggantikan  wakaf     yang     asli     setelah     dirubah     peruntukannya. Menurut Muhammad Abid Abdullah Al Kabisi   istibdal   adalah   tukar   menukar   barang  wakaf  yang  sudah  dijual  guna  kepentingan  wakaf . Menurut Imam Syarqawi istibdal        (tukar        guling)        adalah        memindahkan atau mengalihkan barang yang    mengalami    kerusakan    dengan    benda  yang  baru  atau  lebih  baik  dari benda    yang    sebelumnya. Sedangkan    menurut   Ibnu   'Abidin   istibdal   adalah   mengubah  suatu  benda  wakaf  dengan  benda   yang   lainnya.

Mazhab Syafi'i' Ruislag   atau   tukar   guling   dilarang   secara  mutlak.  Di  dalam  kitab  Fath  Al-Mu'in   menjelaskan  bahwa  harta  wakaf  tidak  dapat   dijual   meskipun   sudah   rusak   dikarenakan   harta   benda   wakaf   yang   sudah  diikrarkan  sudah  menjadi  milik  Allah    SWT. Sebenarnya ada  dua kelompok atau pandangan : Kelompok        pertama,        melarang        penjualan  harta  benda  wakaf  ataupun  menggantinya.   Menurut   mereka   harta   benda  wakaf  hanya  bisa  dimanfaatkan  dengan  cara  menggunakannya  sampai  habis,    sehingga    harta    benda    wakaf    tersebut tetap memiliki unsur wakaf dan tidak boleh untuk dijual atau ditukar. Kelompok kedua, yang membolehkan penjualan  atau  pertukaran  harta  benda  wakaf.  Pendapat ini berlaku hanya pada harta  benda  wakaf  bergerak.  Sedangkan  pada  harta  benda  wakaf  tidak  bergerak,  ulama  Syafi'i  tidak  ada  membahas  di dalam   kitab   mereka.   Sehingga   karena   tidak    ada    pembahasan    dalam    kitab    mereka   mengenai   harta   benda   wakaf   tidak    bergerak    menyebabkan    seolah    mereka   tidak   memperbolehkan   untuk   menjual    atau    menukar    harta    benda    wakaf.

Ulama   kalangan   Malikiyah  melarang  adanya  pergantian  harta  benda  wakaf,  akan  tetapi  ulama  kalangan mereka tetap memperbolehkan dengan    membedakan    bergerak    dan    tidak bergerak harta benda wakaf. Harta   benda   wakaf   yang   bergerak,   pada  kalangan  mazhab  maliki  banyak  yang  memperbolehkan  pergantian  harta  benda   wakaf   yang   bergerak   dengan   mempertimbangkan   kemaslahatan   dan   dengan  syarat  bahwa  untuk  mengganti  harta   benda   wakaf   harus   tidak   bisa   untuk dimanfaatkan lagi.Harta    benda    wakaf    yang    tidak    bergerak,  pada  kalangan  ulama  Maliki  melarang       dengan       tegas       adanya       pergantian   harta   benda   wakaf   yang   tidak    bergerak,    kecuali    dikarenakan adanya    keadaan    darurat    dan    demi    kepentingan umum.

Menurut   Imam   Hanafi   penukaran   atau    pergantian    harta    benda    wakaf    diperbolehkan    oleh    siapapun    tanpa melihat  jenis  barang  yang  diwakafkan. Mazhab Hambali, Ruislag atau    tukar    guling    boleh    dilakukan   hanya   pada   saat   darurat,   seperti  harta  benda  wakaf  yang  tidak  bagus     lagi.     Selama     ruislag tidak mengubah       tujuan       wakaf       maka       diperbolehkan.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Pasal 40 menyatakan bahwa harta wakaf tidak boleh (1) dijadikan jaminan, (2) disita, (3) dihibahkan, (4) dijual, (5) diwariskan, (6) ditukar atau diruislag, maupun (7) dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Larangan itu tidak mutlak. Pasal 41 Undang-Undang Wakaf menyatakan bahwa ruilslag tanah wakaf diperbolehkan apabila harta benda wakaf digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah dan setelah memperoleh izin tertulis dari menteri agama atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia. Adanya pengecualian ini, antara lain agar program pembangunan jalan yang melewati tanah wakaf tetap bisa dilaksanakan. Juga agar tanah wakaf bisa lebih produktif setelah dilakukan ruilslag.

Pada Pasal 49 PP No 42 tahun 2006  dinyatakan (1) Perubahan status harta benda wakaf dalam bentuk penukaran dilarang kecuali dengan izin tertulis dari Menteri berdasarkan pertimbangan BWI. (2) Izin tertulis dari Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan dengan pertimbangan sebagai berikut: (a). perubahan harta benda wakaf tersebut digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah; (b). harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan ikrar wakaf; atau (c). pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung dan mendesak. (3) Selain dari pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), izin pertukaran harta benda wakaf hanya dapat diberikan jika: (a). harta benda penukar memiliki sertifikat atau bukti kepemilikan sah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; dan (b). nilai dan manfaat harta benda penukar sekurang- kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula. (4) Nilai dan manfaat harta benda penukar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b ditetapkan oleh bupati/walikota berdasarkan rekomendasi tim penilai yang anggotanya terdiri dari unsur: (a).pemerintah daerah kabupaten/kota; (b).kantor pertanahan kabupaten/kota; (c).Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten/kota; (d).kantor Departemen Agama kabupaten/kota; dan (e).Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan.

Nilai  dan  manfaat  pada  tukar  guling  diperhitungkan   dengan   2   cara,   yaitu:   Harta benda yang akan ditukar memiliki NJOP   (Nilai   Jual   Objek   Pajak)   paling   sedikit  sama  dengan  NJOP  harta  benda  wakaf    yang    sebelumnya    dan    harta    benda wakaf  yang  akan  ditukar  pada wilayah  yang  strategis  sehingga  mudah  untuk dikembangkan.

Prosedur penukaran (ruislag) harta benda wakaf adalah sebagai berikut: (1)  Nazhir mengajukan permohonan tukar ganti (ruislag) kepada Menteri Agama melalui KUA dengan menjelaskan alasan-alasannya. (2) Kepala KUA kecamatan meneruskan permohonan ruislag kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. (3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kemudian membentuk tim penilai harta benda wakaf dan harta penukarnya. (4)  Bupati/walikota kemudian membuat surat keputusan berdasarkan penilaian dari tim penilai tersebut. (5)  Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kemudian meneruskan permohonan ruislag dengan melampirkan hasil penilaian tim penilai kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. (6)  Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi kemudian meneruskan permohonan ruislag kepada Menteri Agama melalui Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. (7)  Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam selanjutnya membuat permohonan pertimbangan/rekomendasi ruislag kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI). (8)  BWI kemudian meneliti kelengkapan dokumen-dokumen ruislag dan merapatkannya dalam suatu rapat pleno. Apabila pleno menyetujui, BWI selanjutnya memberikan rekomendasi ruislag kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. (9) Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam selanjutnya meneruskan permohonan dan rekomendasi ruislag kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agama untuk diteruskan kepada Menteri Agama dan diproses penerbitan SK dari Menteri Agama. (10)  Apabila semua dokumen dan prosedur ruislag dinilai sudah benar, Menteri Agama kemudian menerbitkan surat izin ruislag.

Nurul Huda/ Warek IV Universitas YARSI/Ketua Lembaga Wakaf MES/Ketua Umum ILUNI UI KWTTI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline