Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Konsultan Partikelir

Saat Entong Sayang Dirisak Orang

Diperbarui: 20 November 2020   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perisakan (bullying) anak/Foto: pixabay.com

Ini kisah nyata dari seorang wali murid di sekolah anak saya tentang perisakan puteranya.

Sebut saja namanya Bu Fulanah dan puteranya Fulan.

Fulan adalah anak kedua Bu Fulanah, si bungsu. Bontot, kata orang Betawi.

Fulan bontot tapi bongsor alias bertubuh tinggi besar di usianya yang baru 14 tahun. Di atas rata-rata tinggi anak seusianya.

Seperti kebiasaan orang Betawi pada umumnya, Bu Fulanah memanggil Fulan "Entong". Sama seperti "Ucok" untuk anak Medan atau "Buyung" untuk anak Minang.

Sayangnya perjalanan sekolah si Entong ini tidak seperti anak-anak pada umumnya.

Dia harus sering berpindah-pindah sekolah. Sebelum akhirnya nyaman bersekolah di salah satu sekolah home schooling komunitas (SHS) sejak SD sampai kelas 2 SMP sekarang ini.

Kok gitu sih? Mungkin ada yang bertanya demikian.

Itulah garis tangan, kata orang.

Sebelumnya Fulan sampai harus dua kali pindah sekolah selama kelas 1 dan kelas 2 SD. Pertama di SD Negeri. Yang kedua di SD swasta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline