Mohon tunggu...
teteh chatay pasific...
teteh chatay pasific... Mohon Tunggu... sekretaris doank di Chatay Pasific....

yeeee... juara iii lomba makan kerupuk di sekolah, mendapatkan penghargaan magic chess go go dengan predikat "urban star"...... juara iii lomba lari 100 meter Porseni se -Jatim..............

Selanjutnya

Tutup

Games

Shukiren rasa meteor... Yeee

26 September 2025   13:12 Diperbarui: 26 September 2025   13:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Shuriken Rasa Meteor


Koki-koki terbaik di seluruh Land of Dawn berkumpul, bukan untuk bertarung, melainkan untuk sebuah festival yang jauh lebih mulia: Lomba Memasak. Hanabi, sang ninja yang terobsesi dengan kesempurnaan, menganggap ini sebagai ujian kehormatan. Ia sudah membayangkan dirinya memotong bumbu dengan Shuriken dan menata hidangan layaknya seorang ahli seni.
Di sisi lain, Cyclops sang penyihir mungil, mendaftar hanya karena ia menganggapnya ide yang lucu. Ia melihat sekeliling, semua peserta terlihat sangat serius. Hanabi bahkan sudah menyusun alat masaknya dengan sangat rapi, persis seperti formasi ninja.
“Apa yang akan kamu masak, Hanabi?” tanya Cyclops sambil melempar bola sihirnya ke udara.
Hanabi melirik sinis. “Hidangan terlezat di dunia, dengan presisi seribu persen.” Ia mulai memotong wortel dengan kecepatan kilat, setiap irisan memiliki ukuran yang sama persis.
Cyclops tertawa. “Kalau aku, aku akan masak apa saja yang kulihat!” Ia lalu mulai mengupas kentang menggunakan bola sihirnya. Hasilnya? Kentang itu melayang-layang, berputar acak, dan berakhir dengan bentuk yang aneh. Sebagian bahkan terbang dan menabrak panci di sampingnya.
Hanabi mendengus. “Sangat tidak profesional.”
“Ini namanya seni!” bantah Cyclops, bangga dengan kekacauan yang ia ciptakan. Ia lalu mencampur adonan dengan bola sihir lain, membuat adonan itu berputar seperti tornado. Alih-alih merata, adonan itu justru menyebar ke mana-mana, termasuk ke wajah Cyclops sendiri.
Di tengah-tengah kekacauan, terjadi insiden. Hanabi butuh ramuan bunga langka untuk sentuhan terakhir hidangannya. Ramuan itu ia letakkan di pinggir meja. Namun, Cyclops yang sedang asyik bereksperimen, tak sengaja melempar bola sihirnya ke sana. "PRAK!" Ramuan itu pecah berkeping-keping.
Hanabi menoleh dengan mata menyala. “Cyclops! Lihat apa yang kau lakukan!”
Cyclops panik. “Maaf, maaf! Ini... aku punya sesuatu yang bisa menggantikannya!” Ia dengan cepat mengeluarkan botol kecil berisi cairan kehijauan yang menggelembung aneh. “Aku menemukannya di dekat air mancur ajaib. Rasanya unik!”
Hanabi menolak mentah-mentah. Tapi waktu sudah hampir habis. Dengan enggan, ia meneteskan cairan aneh itu ke dalam masakannya. Wajahnya terlihat pasrah.
Akhirnya, waktu habis. Juri mencicipi hidangan.
Hidangan Hanabi disajikan dengan sangat indah, setiap sayuran ditata seperti kelopak bunga. Juri mencicipinya dan mengangguk-angguk. "Sempurna," kata mereka. "Terlalu sempurna."
Lalu tibalah giliran Cyclops. Hidangannya terlihat berantakan, dan bentuknya aneh. Juri ragu-ragu. Tapi setelah mencicipi, mata mereka langsung melebar. Rasanya tidak terduga, ada sentuhan unik yang meledak di lidah, seperti ledakan meteor!
“Pemenangnya adalah Cyclops!” teriak salah satu juri.
Hanabi tertegun. Ia yang bekerja dengan presisi tinggi, kalah dari sebuah eksperimen acak?
Cyclops hanya tersenyum puas. Ia menyuapkan sedikit hidangan anehnya ke Hanabi. Hanabi ragu, tapi akhirnya mencobanya. Ia tidak bisa menyangkal, rasanya memang aneh, tapi juga... enak.
Hanabi menatap Cyclops. “Bagaimana bisa?”
Cyclops tersenyum. “Sempurna itu membosankan, Hanabi. Yang terbaik adalah yang tak terduga.”
Sejak saat itu, Hanabi diam-diam mengakui bahwa terkadang, sedikit kekacauan justru bisa menciptakan keindahan yang tidak bisa dicapai oleh kesempurnaan. Dan di suatu sore, terlihat Hanabi sedang mencoba membuat hidangan, bukan dengan Shuriken, tapi dengan bantuan bola sihir Cyclops yang nakal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun