Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Drama Dari Drama dari Yunani Kuno hingga Sekarang

Diperbarui: 5 Oktober 2025   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Drama sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, asal-usulnya berasal dari Yunani Kuno sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. ketika drama menjadi bagian dari ritual penghormatan untuk dewa Dionysus, dewa anggur dan kesuburan. Pada masa itu, dikenal dua jenis drama utama yaitu: 

1. tragedi, yang berisi kisah menyedihkan dan penuh penderitaan.

2. komedi, yang berisi cerita lucu dan menghibur. 

Tokoh-tokoh terkenal dari masa itu antara lain Aeschylus, Sophocles, Euripides, dan Aristophanes. Pertunjukan dilakukan di teater terbuka besar, dengan para pemain mengenakan topeng dan diiringi musik agar pertunjukan terasa lebih hidup.

Setelah masa Yunani berakhir, Romawi Kuno melanjutkan tradisi drama namun dengan nuansa yang lebih menghibur. Drama pada masa ini lebih menonjolkan humor dan kehidupan rakyat sehari-hari, dengan penulis terkenal seperti Plautus dan Terence. Kemudian, pada Abad Pertengahan, drama kembali mengalami perubahan. kisah-kisah yang dipentaskan banyak mengandung ajaran agama dan sering dilakukan di gereja dalam bentuk drama liturgi atau kisah Alkitab.

Ketika memasuki zaman Renaissance, sekitar abad ke-15 hingga ke-17, drama kembali menonjolkan nilai-nilai kemanusiaan dan seni. Masa ini menjadi puncak kejayaan teater dunia. Terutama dengan munculnya William Shakespeare di Inggris yang menulis karya monumental seperti Hamlet dan Romeo and Juliet. 

Lalu pada abad ke-18 dan 19, drama mulai digunakan untuk menggambarkan kenyataan sosial serta menyampaikan kritik terhadap kehidupan masyarakat. Di Indonesia, drama mulai berkembang sejak masa penjajahan dan terus maju setelah kemerdekaan. Tokoh seperti W.S. Rendra dan Utuy Tatang Sontani turut memperkaya dunia teater tanah air.

Kini, drama telah berkembang sangat luas. Bentuknya tidak hanya dipentaskan di panggung, tetapi juga hadir dalam bentuk film, serial televisi, hingga media digital. Jenisnya pun semakin beragam, mulai dari drama realistik, romantis, hingga eksperimental yang kreatif. Meskipun wujudnya berubah-ubah, drama tetap menjadi sarana untuk menyampaikan perasaan, pemikiran, dan gambaran kehidupan manusia dari masa ke masa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline