Lihat ke Halaman Asli

Nuning Sapta Rahayu

TERVERIFIKASI

Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Lika-Liku Mahasiswa Akhir: Revisi, Air Mata dan Secangkir Harapan

Diperbarui: 22 Mei 2025   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Mahasiswa dan Tugas Akhir (Sumber: freepik/syda_productions)

Malam semakin larut. Di antara tumpukan kertas, layar laptop yang masih menyala, dan suara ketikan yang tak berirama, seorang mahasiswa termenung. 

Bukan karena kantuk, tapi karena revisi yang entah keberapa kalinya. Ada letih yang menggantung, tapi juga ada harapan yang perlahan menyala—karena di balik stres tengah malam ini, tersimpan segudang cita-cita.

Bagi mahasiswa akhir, menyusun skripsi, tesis, atau disertasi bukan sekadar menyusun kata dan data. Ia adalah perjalanan penuh ujian kesabaran, emosi, bahkan identitas diri. 

Tak jarang, di balik lembar-lembar revisi itu, tersembunyi cerita dan tangis yang tak pernah diceritakan ke siapa-siapa, tapi luar biasa rasanya.

Revisi Lagi, Revisi Terus: Siapa Tak Pernah?

"Rasanya udah bagus, eh malah disuruh balik ke versi awal," keluh seorang mahasiswa pascasarjana di tengah malam, lewat cuitan yang segera ramai dibagikan ratusan mahasiswa lainnya.

Fenomena ini bukan cerita baru. Hampir semua mahasiswa akhir pernah merasakannya. 

Saat naskah yang telah direvisi habis-habisan justru dikritisi lebih keras, atau ketika dosen pembimbing seolah berubah arah dan meminta hal yang berbeda dari sebelumnya. 

Melelahkan, memang. Tapi itu juga bagian dari dinamika dunia akademik; bahwa hasil ilmiah yang baik tak lahir dari sekali duduk. Maka ikutilah dan nikmati prosesnya.

Saat Emosi Mulai Menguras

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline