Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker

Menulislah jika harus menulis, karena kita semua manusia..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merisau Pendidikan: Lebih dari Sekadar Sekolah

15 Oktober 2025   16:52 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:21 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Belajar tak lagi terikat ruang dan waktu. Era baru pendidikan membuka peluang bagi siapa pun untuk terus tumbuh. | Sumber gambar : freepik.com / benzoix

Pernah terpikir nggak, kenapa kita harus terus belajar sepanjang hidup? Udah lulus kuliah, punya kerjaan, tapi kok masih disuruh belajar lagi? Capek juga, ya.

Tapi coba bayangin, kalau dunia berubah secepat ini, gimana kita bisa tetap relevan tanpa terus memperbarui diri? Nah, di sinilah konsep pendidikan seumur hidup jadi penting banget. Bukan buat nambah ijazah, tapi buat bertahan dan berkembang di dunia yang terus melaju.

A. Pendidikan Nggak Cuma di Sekolah

Dulu, pendidikan itu identik dengan sekolah: dari TK sampai kuliah, dapat gelar, selesai. Sekarang, itu udah nggak cukup. Teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang lebih cepat dari yang bisa kita kejar.

Menurut Journal of Lifelong Learning, separuh dari pekerjaan yang ada saat ini bakal hilang dalam beberapa dekade karena otomatisasi dan teknologi. Jadi, kalau kita nggak terus belajar, bisa-bisa ketinggalan jauh.

Lihat aja contohnya: dulu siapa sangka orang harus belajar bikin konten media sosial buat marketing? Sekarang, itu jadi skill wajib.

Makanya, pendidikan nonformal seperti kursus online, webinar, atau pelatihan praktis makin dibutuhkan. Bahkan, studi dari Journal of Adult and Continuing Education bilang, pembelajaran nonformal bisa ningkatin kemampuan problem solving sampai 40%. Jadi, tanpa duduk di kelas pun, kita bisa tetap belajar hal-hal baru yang berguna langsung di kehidupan sehari-hari.

B. Belajar dengan Pendekatan Rasional

Masalahnya, sekarang terlalu banyak pilihan belajar. Kadang, kita ikut kursus hanya karena tren, bukan karena benar-benar butuh. Di sinilah pentingnya pendekatan rasional belajar dengan tujuan yang jelas dan strategi yang tepat.

Misalnya, kamu kerja di bidang marketing. Daripada ikut semua webinar digital marketing, lebih baik pilih topik yang sesuai kebutuhan pekerjaanmu.

Penelitian di Educational Research and Reviews menunjukkan, pendekatan rasional bikin kita lebih efisien dalam menyerap informasi karena fokus pada hal-hal yang relevan.
 Selain itu, cara ini melatih kita berpikir kritis: menimbang apakah topik itu penting untuk karier dan kehidupan kita, atau cuma sekadar hype.

C. Jadi Pembelajar Adaptif

Nggak semua orang punya gaya belajar yang sama. Ada yang lebih cepat paham lewat video, ada yang butuh latihan soal. Nah, sistem pendidikan tradisional jarang memperhatikan hal ini.
 Untungnya, teknologi sekarang memungkinkan pembelajaran adaptif dimana materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun