UMKM adalah denyut nadi perekonomian desa, namun kerap terhambat dalam hal promosi dan digitalisasi. Melalui keterlibatan sederhana seperti pembuatan stempel, pemasangan banner, pendaftaran Google Maps, hingga ikut serta di expo, mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata yang membantu UMKM lokal naik kelas dan semakin dikenal masyarakat luas. Penyerahan banner kepada ibu lilis pemilik UMKM (sumber foto : kamera nuara)
Sebagai mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan UMKM lokal, saya merasa bangga dapat berkontribusi dalam mendukung usaha keripik milik Ibu Lilis yang berada di Desa Bojongwetan, Kabupaten Pekalongan. Bagi saya, keterlibatan ini bukan hanya soal membantu memasarkan produk, tetapi juga menjadi bagian dari proses pembelajaran nyata tentang bagaimana peran generasi muda dapat membawa dampak positif terhadap keberlangsungan UMKM di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Bukti banner terpasang dirumah pemilik umkm (sumber foto : kamera nuara)
Upaya yang saya lakukan tidak hanya berfokus pada peningkatan penjualan, melainkan juga pada pembangunan identitas usaha agar produk keripik ini semakin dikenal luas. Salah satu langkah sederhana namun penting adalah membuatkan stempel khusus pada kemasan, sehingga produk memiliki ciri khas yang lebih profesional dan mudah dikenali konsumen. Selain itu, saya juga membantu memasang banner promosi di titik strategis, agar masyarakat sekitar dapat lebih mengenal dan tertarik dengan produk keripik Ibu Lilis. Tidak berhenti di situ, saya turut mendaftarkan usaha ini ke Google Maps, sehingga calon pembeli bisa lebih mudah menemukan lokasi penjualannya secara digital,sebuah langkah kecil menuju modernisasi usaha di era online. Bukti penjualan produk (sumber foto : kamera nuara)
Kontribusi saya juga diwujudkan dengan membantu memasarkan produk keripik Ibu Lilis melalui kegiatan expo. Melalui expo ini, produk bisa diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas, sekaligus membuka peluang memperluas jaringan pemasaran. Dari pengalaman tersebut, saya belajar bagaimana cara berinteraksi dengan pengunjung, menyampaikan keunggulan produk secara meyakinkan, dan membangun kesan positif terhadap brand lokal. Saya menyadari bahwa kontribusi mahasiswa terhadap UMKM seperti ini memiliki makna sosial dan edukatif yang mendalam. UMKM adalah tulang punggung perekonomian desa, namun sering kali terbatas dalam aspek promosi, manajemen, dan digitalisasi. Kehadiran mahasiswa dengan gagasan, kreativitas, dan semangat kolaborasi dapat menjadi salah satu jawaban atas tantangan tersebut.
pq-68b460a5ed641522e06aaec3.jpeg
Melalui serangkaian langkah kecil ini, saya berharap usaha keripik Ibu Lilis dapat terus berkembang, mampu bersaing dengan produk lain, dan pada akhirnya menjadi salah satu UMKM unggulan yang turut menggerakkan perekonomian desa. Lebih jauh lagi, saya percaya bahwa keterlibatan generasi muda dalam mendukung UMKM tidak hanya memberi manfaat praktis bagi pelaku usaha, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa pembangunan ekonomi lokal memerlukan gotong royong, inovasi, dan dukungan dari semua pihak.Kisah sederhana bersama UMKM keripik Ibu Lilis di Bojongwetan ini memberi saya pelajaran bahwa setiap langkah kecil yang kita lakukan bisa memberi dampak besar bagi perkembangan usaha lokal. UMKM membutuhkan dukungan, bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat, terutama generasi muda yang memiliki akses pada kreativitas, teknologi, dan jaringan sosial yang luas.
Mari kita mulai dari hal-hal kecil: membantu memasarkan, mengenalkan lewat media sosial, membeli produk lokal, atau sekadar menyebarkan informasi tentang UMKM di sekitar kita. Karena pada akhirnya, keberhasilan UMKM adalah keberhasilan bersama. Dari desa, kita bisa membangun kekuatan ekonomi bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI