Lihat ke Halaman Asli

Junus Barathan.

Profesional.

Puisi | Secangkir Kopi yang Tersisa

Diperbarui: 26 Maret 2019   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

oleh : Junus Barathan

Resah dan gelisah terus menghantui
Kemana aku pergi banyangnya selalu mengikuti
Aku merasa bosan dan ingin sendiri
Kutanyakan pada siapa tak ada yang peduli
Menunggu lama sekali sepi sendiri

Awan pagi berarak menutupi sang mentari
Sinarnya kunanti belum juga menerangi
Waktu seperti angin berlari menjauh pergi
Membawa kata hati tak pernah kumengerti
Meski masih tersisa namun itu tak pasti

Apalagi kiranya yang ingin kucari
Di dalam dada tlah terlukis relegi abadi      
Secangkir kopi yang tersisa setia menemani
Hati sanubari kurasa sejuk sekali
Di bawah naungan cahaya ILAHI

Singosari, 26 Maret 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline