Lihat ke Halaman Asli

Nisa Mafrokhatun Aliyah

Mahasiswi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Negeri Semarang | Owner PrimeApps | Alumni Bangkit Academy 2024 (Cloud Computing Learning Path)

Kolaborasi Mahasiswa UNNES GIAT 12 dan Masyarakat Desa Sukomangli dalam Pembentukan DESTANA: Wujud Nyata Ketangguhan terhadap Bencana

Diperbarui: 8 Agustus 2025   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Momen awal yang penuh semangat! Pembukaan kegiatan kesiapsiagaan bencana di Desa Sukomangli dimulai bersama warga dan perangkat desa

(31 Juli 2025) Sosialisasi dan Pembentukan Forum DESTANA di Desa Sukomangli, Patean, Kendal oleh Mahasiswa UNNES GIAT 12 bersama, Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Sukomangli

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana angin kencang/badai, mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) kelompok GIAT 12 berkolaborasi dengan Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Sukomangli menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Desa Tangguh Bencana (DESTANA). Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 31 Juli 2025, dan menjadi bagian penting dalam program kerja mahasiswa KKN sekaligus langkah awal mewujudkan sistem penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Kegiatan ini mengundang berbagai elemen masyarakat, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK, Karang Taruna, Perwakilan Dunia Usaha, Kelompok Tani hingga lembaga desa lainnya. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, khususnya angin kencang yang menjadi ancaman utama di Desa Sukomangli, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.

Kegiatan dibuka oleh MC dan diawali dengan sambutan oleh Kepala Desa Sukomangli, Ibu Jusriah, yang menekankan pentingnya kesiapan seluruh unsur masyarakat dalam menghadapi bencana. "Warga perlu memahami ancaman sekitar dan siap menghadapi keadaan darurat secara mandiri dan terstruktur," ujar beliau.

Selanjutnya, Ketua Kegiatan Giat 12 Desa Sukomangli, Michael Eyzra Pradana Putra, turut memberikan sambutan yang menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap potensi bencana di wilayahnya, khususnya ancaman angin kencang dan badai.

Gambar 2. Pembentukan dan Pengukuhan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Tim Relawan Desa

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ayu Nur Aini selaku pemateri yang membahas sekaligus pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan pengukuhan Tim Relawan Desa Tangguh Bencana, yang terdiri dari perwakilan berbagai elemen masyarakat seperti tokoh pemuda, ibu-ibu PKK, karang taruna, dan perwakilan perangkat desa. Forum ini nantinya akan menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana di Desa Sukomangli.

Forum ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana di Desa Sukomangli, khususnya terhadap ancaman angin kencang dan badai yang cukup sering terjadi di wilayah ini. 

Gambar 3. Penandatangan SK Pembentukan dan Pengukuhan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Tim Relawan Desa

Puncak kegiatan ditandai dengan pengukuhan resmi FPRB dan Tim Relawan Desa, yang dipimpin langsung oleh Ibu Jusriah, Kepala Desa Sukomangli. Dalam momen tersebut, dilakukan pula penandatanganan Surat Keputusan (SK) Pembentukan FPRB, sebagai bentuk legalisasi forum tersebut dalam struktur kelembagaan desa.

Forum ini akan menjadi wadah resmi untuk:

  • Koordinasi antar unsur masyarakat,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline