Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Hindu Tentang Asal Manusia, Penyakit, dan Usada Sebagai Jalan Penyembuhan

Diperbarui: 25 September 2025   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama Hindu merupakan salah satu sistem filsafat dan spiritual tertua di dunia yang tidak hanya memberikan ajaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga menyampaikan ajaran tentang etika kesehatan, hingga tata cara penyembuhan. Dalam tradisi Hindu, pemahaman mengenai asal-usul manusia tidak sekadar dilihat dari sisi biologis, melainkan juga filosofis dan spiritual. Selain membahas asal-usul manusia, Hindu juga memiliki pandangan mendalam mengenai sumber penyakit. Untuk mengatasi penyakit, Hindu mengenal tradisi usada, yaitu ilmu pengobatan tradisional yang berkembang di India (Ayurveda) dan diwarisi secara khas di Bali. Hal ini menunjukkan bahwa penyembuhan dalam Hindu bersifat holistik, yakni memadukan aspek fisik, mental, spiritual, dan kosmik. Dengan demikian, artikel ilmiah ini akan membahas mengenai asal manusia, pandangan tentang penyakit, dan usada sebagai jalan penyembuhan.

Manusia Pertama Menurut Agama Hindu

Dalam ajaran Hindu, asal-usul manusia tidak hanya dipahami dari sisi biologis, tetapi juga dari sudut pandang spiritual, kosmologis, dan filosofis. Figur yang paling dikenal sebagai manusia pertama adalah Manu, tokoh leluhur umat manusia sekaligus pembawa ajaran dharma. Kata Manu sendiri bermakna "yang berpikir", menunjukkan bahwa manusia pertama dalam tradisi Hindu dipahami sebagai makhluk yang memiliki akal budi dan kesadaran. Terdapat dua Manu yang paling menonjol dalam sastra Hindu. Pertama, Svayambhuva Manu, yang diyakini lahir dari ciptaan Brahma. Ia hidup bersama istrinya, Satarupa, dan dalam beberapa Puraa digambarkan sebagai pasangan manusia pertama yang menurunkan umat manusia. Kedua, Vaivasvata Manu atau Satyavrata, yang terkenal melalui kisah penyelamatan saat banjir kosmis (pralaya). Dalam kisah ini, Wisnu menampakkan diri dalam wujud Matsya (ikan) dan memperingatkan Manu tentang banjir besar yang akan menghancurkan dunia. Manu diperintahkan untuk membangun sebuah kapal, menyelamatkan benih-benih kehidupan, kitab suci, dan para rsi agar dunia dapat dimulai kembali. Setelah banjir surut, kehidupan lahir kembali, dan Vaivasvata Manu dianggap sebagai leluhur umat manusia pada zaman kita sekarang.

Selain dipandang sebagai leluhur manusia, Manu juga memiliki peran penting sebagai pembawa hukum dan aturan kehidupan. Hukum Manu yang dikaitkan dengannya berisi pedoman moral, sosial, dan keagamaan yang menjadi acuan perilaku umat manusia pada masanya. Hal ini menunjukkan bahwa Manu tidak hanya dipahami secara biologis sebagai manusia pertama, tetapi juga secara filosofis sebagai figur yang memberikan arah hidup berdasarkan dharma. Jika ditarik lebih jauh ke dalam kosmologi Veda, asal-usul manusia juga dikaitkan dengan mitos Purusha dalam Regveda, khususnya pada Purusha Sukta. Dikisahkan bahwa dari tubuh Purusha, manusia kosmis, tercipta alam semesta, lapisan masyarakat, dan segala bentuk kehidupan. Cerita ini menekankan bahwa asal manusia bukan hanya fenomena jasmani, melainkan bagian dari keteraturan kosmos yang sakral. Dengan demikian, figur Manu dalam Hindu memuat banyak lapisan makna, yakni sebagai leluhur manusia pertama, penyelamat kehidupan dari kehancuran, pembawa hukum dharma, serta simbol keteraturan kosmis yang menjaga hubungan antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Secara simbolis, Manu tidak hanya dipahami sebagai tokoh literal, melainkan sebagai bentuk manusia ideal. Kisah penyelamatan bersama Wisnu melambangkan pentingnya kesadaran, ketaatan, dan perlindungan terhadap nilai-nilai suci serta kehidupan. Manu adalah gambaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjaga harmoni dengan alam dan jagat raya, sekaligus hidup sesuai dharma. Kehadiran Manu di setiap manvantara juga menjadi simbol bahwa kehidupan manusia selalu membutuhkan keteraturan, hukum, dan kesadaran spiritual. Dengan demikian, figur Manu dapat dimaknai sebagai lambang kesinambungan hidup dan hubungan harmonis antara manusia, kosmos, dan Hyang Widhi Wasa.

DASAR KEYAKINAN UMAT HINDU

Dasar keyakinan umat Hindu disebut Sraddha yaitu iman/keyakinan, yang berlandaskan pada ajaran Sanatana Dharma (kebenaran abadi). Ada beberapa pilar utama yang menjadi dasar keyakinan umat Hindu:

  • Percaya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Brahman), Umat Hindu meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai nama dan manifestasi (Brahman, Narayana, Shiva, Dewi).
  • Percaya kepada Atman (jiwa)
  • Hukum Karma Phala karena setiap perbuatan (pikiran, perkataan, perbuatan) menghasilkan akibat.
  • Punarbhawa (Reinkarnasi)
  • Moksha (Kebebasan Abadi)
  • Kitab Suci Veda
  • Pelaksanaan Dharma, Umat Hindu percaya bahwa menjalankan dharma (dalam keluarga, masyarakat, dan alam semesta) adalah jalan menuju harmoni dan moksha.

SUMBER PENYAKIT MENURUT AGAMA HINDU

  • Karmaphala (Akibat Perbuatan) : Penyakit bisa muncul sebagai buah dari perbuatan buruk di masa lalu). Penyakit ini berfungsi sebagai "pengalaman" untuk menyucikan diri. Contoh penyakit: Seseorang yang sering menyakiti makhluk hidup bisa menderita penyakit yang menimbulkan rasa sakit panjang (misalnya kanker). Prarabdha Karma (Karma bawaan) : Ada penyakit yang dibawa sejak lahir sebagai akibat dari karma lampau, dan tidak bisa dihindari, hanya bisa dijalani dengan sabar. Contoh penyakit: Kebutaan sejak lahir atau kelumpuhan bawaan.
  • Tridosha (Ketidakseimbangan Unsur Tubuh dengan Ayurveda) : Tubuh tersusun dari tiga dosha:Vata (udara/angin) yang mengatur pergerakan (sistem saraf, pernapasan) contoh penyakit rematik, insomnia, asma. Pitta (api) yang mengatur metabolisme (pencernaan, enzim, hormon), contoh penyakit maag, penyakit hati, hipertensi, peradangan. Kapha (air/tanah) yang mengatur struktur dan cairan tubuh (imunitas, sendi, keseimbangan cairan), contoh penyakit obesitas, diabetes, kolesterol tinggi.
  • Adhi Vyadhi (Penyakit Pikiran) : Contoh penyakit: stres, cemas berlebihan kemarahan berlebihan, kesedihan mendalam.
  • Tiga Sumber Penyakit (Vyadhi-traya) : Adhyatmika (dari dalam diri), Adhibhautika (dari makhluk lain/lingkungan), dan  Adhidaivika (dari faktor kosmik/alami)
  • Kurangnya Keseimbangan Dharma : Contoh penyakit yakni makan tidak sesuai dharma (makanan tamasik: berlebihan, kotor, penuh kekerasan) yang dapat menyebabkan kolesterol, diabetes, asam lambung. Gaya hidup tidak satwika (tidak murni, tidak disiplin) dapat menyebabkan insomnia, stres, kecanduan (alkohol, narkoba).

PENGOBATAN (USADA) PADA SASTRA HINDU

Dalam sastra Hindu, khususnya tradisi Usada, penyakit dapat diobati dengan berbagai cara. Pengobatan tidak hanya fisik, tetapi juga mencakup pikiran, jiwa, dan harmoni kosmis.Berikut penjelasan jenis-jenis pengobatan (usada) menurut sastra Hindu:

  • Usada Wisesa (Pengobatan Fisik dengan Ramuan) : Menggunakan bahan dari tumbuhan (herbal), hewan, dan mineral, contoh Daun sirih  dapat digunakan sebagai antiseptik untuk luka, radang tenggorokan.
  • Usada Taru Pramana (Ilmu Tumbuhan) :Mengobati dengan memanfaatkan daun, akar, bunga, buah, kulit pohon, contoh Daun sambiloto untuk penurun panas.
  • Usada Rare (Pengobatan Anak-anak) : Menggunakan ramuan ringan & doa khusus, contoh bubuk beras dicampur kunyit untuk menurunkan panas pada bayi.
  • Usada Tutur / Mantra (Pengobatan dengan Doa dan Getaran Suci) : penyakit tidak hanya fisik, tetapi juga akibat gangguan energi negatif, contoh mantra Dhanvantari (dewa pengobatan) dibaca untuk penyembuhan.
  • Usada Pabaliatan (Ritual Penyembuhan / Niskala) : Penyakit bisa berasal dari adhidaivika (kosmik/gaib).Dilakukan upacara mecaru, banten, melukat, atau ruwatan untuk memulihkan keseimbangan.
  • Usada Wara (Pengobatan Spiritual dan Meditatif) : Penyakit pikiran (adhi vyadhi) diatasi dengan yoga, meditasi, pranayama (pernapasan), tapa, brata, semadi. Digunakan untuk mengendalikan stres, depresi, kecemasan.
  • Usada Sastra (Ilmu Diagnosis & Terapi Tradisional) : Menjelaskan cara mendiagnosis penyakit dari tanda tubuh, detak nadi, warna lidah, dan perilaku pasien.
  • Usada Kecantikan dan Perawatan (Usada Cantika) : Misalnya: lulur tradisional dari beras dan rempah untuk menjaga kulit sehat mencegah penyakit kulit.

Pandangan Hindu mengenai manusia, penyakit, dan usada menunjukkan bahwa kehidupan tidak hanya dipahami secara biologis, tetapi juga filosofis, spiritual, dan berkaitan dengan alam semesta. Figur Manu dipandang sebagai leluhur manusia pertama, pembawa hukum dharma, sekaligus simbol keteraturan yang menjaga hubungan manusia dengan alam semesta dan Tuhan. Dasar keyakinan umat Hindu yang berlandaskan Sraddha mengajarkan pentingnya hidup sesuai dharma demi tercapainya harmoni dan moksha. Penyakit dalam Hindu dipahami sebagai akibat karma, ketidakseimbangan unsur tubuh (tridosha), gangguan pikiran (adhi vyadhi), maupun pengaruh alam dan kekuatan gaib, sehingga penyembuhan dilakukan secara holistik melalui tradisi usada yang memadukan ramuan herbal, doa, mantra, ritual, meditasi, hingga yoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline