Di pameran Contemporary Art BEYOND IMAGINATION" di Jakarta Design Center (JDC), ada banyak sekali karya seni yang bukan saja indah memanjakan mata secara visual, tetapi juga sekaligus memiliki makna dan pesan masing-masing yang memperkaya pemahaman kita terhadap berbagai aspek kehidupan.
Saat kaki saya melangkah pelan-pelan menyusuri ruang pameran, nengamati lukisan demi lukisan, mata saya tertumbuk pada sebuah karya yang begitu "ramai", bukan dalam arti kacau, tapi justru padat makna dan mengajak saya berpikir. Judulnya "Sinergi", karya dari Medi PS, seniman asal Purwokerto yang sudah lama malang melintang dalam dunia seni rupa dan berani bereksplorasi dengan berbagai media.
Lukisan "Sinergi" karya Medi PS
"Sinergi" bukan lukisan dua dimensi biasa. Ini adalah karya mixed media yang menghadirkan beragam elemen yang tampaknya tak lazim dalam kanvas. Ada boneka-boneka kecil, bulu-bulu, wayang dan topeng kecil. Iulah daya tariknya. Benda-benda ini menyatu dengan harmoni, seolah menjadi satu narasi visual yang utuh dan menggugah rasa ingin tahu penikmat seni seperti saya.
Salah satu hal yang langsung mencuri perhatian saya adalah kehadiran dua tokoh legendaris dari dunia wayang (kebetulan saya adalah penggemar wayang), yakni Hanuman dan Werkudara (Bima). Walaupun keduanya berasal dari kisah berbeda, Hanuman adalah tokoh dari wiracarita Ramayana dan Werkudara dari Mahabharata, kehadiran mereka dalam satu ruang visual menciptakan imajinasi tentang kekuatan sinergi yang luar biasa. Hanuman dengan kesetiaan, keberanian, dan pengabdiannya. Werkudara, dengan kekuatan, keberanian, dan integritasnya. Membayangkan jika dua karakter ini bersatu, kita bisa merasakan betapa kuatnya kombinasi nilai-nilai luhur yang mereka bawa. Sebuah ajakan reflektif, bagaimana kalau kita, manusia modern, juga mulai menyinergikan kualitas-kualitas baik seperti itu dalam hidup kita?
Di tengah lukisan, tampak pula sebuah topeng kecil bersayap dan dihiasi bulu-bulu. Menghadirkan imaji tentang makhluk bersayap seperti Jatayu atau Garuda. Mungkin tak penting siapa tepatnya tokoh itu, yang jelas simbol burung bersayap ini begitu kuat. Ia mewakili kebebasan, kekuatan spiritual, dan keterhubungan antara dunia bawah dan dunia atas.
Apalagi ketika sayap itu ditempatkan oleh pelukis Medi PS di antara langit dan planet-planet di angkasa, rasanya seperti pesan halus bahwa sinergi dari kebaikan (Hanuman dan Werkudara), kebijaksanaan (simbol topeng), dan semangat transendensi (burung bersayap) akan membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta.
Di banyak budaya, bulu burung memang bukan sekedar elemen estetis. Ia adalah lambang kekuatan spiritual, keberanian, bahkan penghargaan tertinggi. Di suku-suku asli Amerika atau Papua misalnya, bulu elang atau cendrawasih hanya dikenakan oleh para pemimpin atau pejuang yang sudah membuktikan diri. Maka ketika seniman Medi PS memilih menggunakan bulu dalam karyanya, menurut saya rasanya bukan sekedar penempelan ornamen, melainkan penyampaian simbolik tentang perjalanan spiritual dan prestasi jiwa.
Medi PS di depan karyanya " Sinergi" bersama pelukis Pardoli di JDC
Medi PS juga menyampaikan bahwa penggunaan berbagai material dalam karya ini, wayang, boneka, lainnya itu sebenarnya sudah merupakan bentuk sinergi itu sendiri. Setiap elemen berbeda, tapi ketika bersatu dalam satu komposisi, mereka menyampaikan pesan yang utuh dan kuat. Sama seperti manusia dengan segala latar belakang dan potensinya, bisa menghasilkan harmoni jika mampu bersinergi satu sama lain.