Rumah adalah institusi pendidikan pertama. Tidak hanya ilmu pengetahuan, anak akan belajar tentang karakter dan agama. Cara belajar anak adalah dengan meniru perilaku orang tuanya. Oleh karena itu, jika ingin mengenalkan anak salat sedari dini, maka orang tuanya harus rajin mencontohkan hal tersebut.
Usia anak saya masih kecil, yaitu 1,5 tahun. Tentu ia belum bisa bacaan salat atau tahu gerakkan yang benar. Ia juga belum diwajibkan untuk bisa salat. Di usia ini, ekspektasi saya rendah yaitu hanya ingin ia merasa familiar dengan gerakan salat. Harapan saya di bulan Ramadan ini adalah ingin mengenalkan agama dengan cara yang menyenangkan pada anak.
Cara mengenalkan anak salat
Saya hanya melakukan hal-hal yang sederhana sebagai contoh ia salat, yaitu sebagai berikut.
1. Mengenakan mukena
Mula-mula, saya mengenakan mukena kecil pada anak. Ini bertujuan agar ia tahu bahwa ia harus menggunakan mukena jika ingin beribadah. Awalnya ia tidak betah mengenakan mukena, tetapi lama kelamaan senang juga memakainya. Apalagi setelah melihat ibunya mengenai hal yang sama.
2. Menggelar sajadah di samping dan menaruh anak di sana
Setiap orang tua yang mengajarkan anaknya beribadah pasti tahu bahwa anak seringkali duduk di depan sajadah atau memanjat tubuh. Anak saya juga melakukan hal-hal tersebut. Walaupun sudah dikasih sajadah di sampingnya, ia masih pindah ke atas sajadah saya. Kadang ia juga sering menyapa "hai!" dan semakin gemas karena saya tidak membalasnya.
Lakukan pembiasaan ini secara konsisten hingga anak otomatis duduk di atas sajadahnya sendiri.
3. Lakukan gerakan salat di depannya
Anak balita yang sedang belajar salat akan tertarik melihat ayah atau ibunya melakukan gerakan yang tidak biasa. Diam-diam mereka akan mempelajari gerakan tersebut. Jika mereka sudah bisa meniru, koreksi dikit demi sedikit jika ada kesalahan. Orang tua sudah bisa mengenalkan doa-doa singkat untuk anak yang lebih besar.