Lihat ke Halaman Asli

najwa olivia

pelajar MTs

teks eksplanasi : ketergantungan remaja dengan hp setelah daring

Diperbarui: 20 Februari 2025   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketergantungan anak sekolah terhadap gadget mulai meningkat pesat sejak pandemi COVID-19 melanda dunia. Sebelum pandemi, gadget lebih sering digunakan untuk hiburan, seperti bermain game atau media sosial. Namun, ketika pembelajaran dialihkan ke sistem daring, gadget menjadi alat utama dalam proses belajar-mengajar. Anak-anak harus terbiasa dengan aplikasi pembelajaran, video konferensi, serta sumber belajar digital lainnya.

Selama pembelajaran daring, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar. Selain mengikuti kelas online, mereka juga mengerjakan tugas melalui platform digital, mengakses materi pembelajaran, dan berkomunikasi dengan guru serta teman sekelas melalui aplikasi pesan. Namun, banyak siswa yang juga mulai terbiasa menggunakan gadget untuk hal lain, seperti bermain game atau menonton video saat kelas berlangsung.

Setelah masa daring yang cukup panjang, anak-anak mengalami perubahan kebiasaan. Mereka menjadi lebih nyaman berinteraksi secara virtual dibandingkan langsung. Selain itu, mereka terbiasa mengerjakan tugas menggunakan teknologi, yang membuat keterampilan menulis tangan dan membaca buku fisik berkurang. Fokus belajar pun sering terganggu karena kebiasaan multitasking dengan gadget.

Dampak dari kebiasaan ini cukup signifikan. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi saat belajar tatap muka karena mereka terbiasa dengan sistem belajar yang lebih fleksibel di rumah. Selain itu, ketergantungan pada gadget membuat interaksi sosial di dunia nyata menjadi berkurang. Tak sedikit pula siswa yang mengalami gangguan kesehatan, seperti kelelahan mata akibat terlalu lama menatap layar hp.

Ketika sekolah kembali menerapkan sistem tatap muka, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Mereka merasa lebih cepat bosan di dalam kelas karena terbiasa dengan pembelajaran yang bisa dikontrol sendiri di rumah. Selain itu, kedisiplinan dalam mengikuti jadwal sekolah juga menurun, karena sebelumnya mereka bisa belajar dengan lebih fleksibel saat daring.

Untuk mengatasi ketergantungan anak terhadap gadget, perlu adanya keseimbangan dalam penggunaannya. Sekolah dan orang tua dapat menerapkan aturan penggunaan gadget yang lebih ketat, seperti membatasi waktu penggunaan di luar kebutuhan belajar. Selain itu, membiasakan kembali metode pembelajaran konvensional, seperti membaca buku cetak dan menulis tangan, bisa membantu siswa beradaptasi kembali. Kegiatan di luar ruangan dan interaksi sosial juga perlu ditingkatkan agar anak-anak tidak hanya bergantung pada dunia digital.

Ketergantungan anak sekolah terhadap gadget memang sulit dihindari, tetapi dengan bimbingan dan kebiasaan yang tepat, mereka tetap bisa berkembang dengan baik di era digital ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline