Lihat ke Halaman Asli

Seni sebagai Pelampiasan Emosi: Antara Kreativitas dan Kesehatan Mental

Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang sedang melukis (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada banyak orang yang berpendapat bahwa seniman harus menderita atau mengalami tekanan terlebih dahulu sebelum akhirnya dapat menciptakan sebuah karya seni yang bagus. Kreativitas yang luar biasa sering kali muncul ketika seseorang sedang tidak dalam kondisi sehat secara psikis. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Hal ini sering kali direpresentasikan dalam buku ataupun film, yang kemudian membuat banyak orang beranggapan bahwa dengan gangguan mental, karya yang kita buat akan lebih bermakna. Namun, memiliki penyakit mental tidak selalu membuat karya yang kita ciptakan menjadi lebih baik. Pemikiran semacam ini sebenarnya bisa menjadi jebakan, seolah-olah semakin berat penderitaan hidup yang kita alami, semakin dalam makna dari karya yang kita hasilkan. 

Kreativitas itu tidak datang dari penyakit mental atau kesengsaraan, melainkan dari individu yang menderita gangguan mental yang membutuhkan jalan keluar untuk mencurahkan perasaan mereka. Seni tidak harus selalu mengenai penderitaan yang dialami oleh senimannya; ide untuk menciptakan sebuah karya dapat muncul dari mana saja. Banyak seniman hebat yang tidak memiliki gangguan mental namun tetap mampu menghasilkan karya yang luar biasa.

Salah satu pelukis terkenal yang karyanya mendapatkan pengakuan besar setelah kematiannya adalah Vincent van Gogh. Ia tidak hanya terkenal, tetapi juga dihargai sebagai sosok penting dalam sejarah dan gerakan seni. Selama hidupnya, Van Gogh mengalami kesulitan finansial dan hidupnya penuh dengan tantangan yang menyebabkan gangguan emosional. Sebelum terjun ke dunia seni, ia mengalami banyak penolakan dari berbagai pekerjaan. 

Van Gogh sering kali menghabiskan uangnya untuk membeli bahan-bahan melukis daripada kebutuhan hidup lainnya seperti makanan. Ia sangat produktif, menghasilkan sekitar 900 lukisan, namun hanya berhasil menjual satu lukisan sepanjang hidupnya. Karyanya baru mendapat pujian dan hampir semuanya terjual dengan cepat setelah kematiannya pada tahun 1980. Salah satu karyanya yang paling terkenal, "At Eternity's Gate", adalah representasi dari gangguan psikologis yang ia derita dan kepahitan yang ia alami dalam hidupnya. Goresan kuasnya serta penggunaan warna-warna terang yang mencolok menjadi ciri khas karyanya yang memiliki keindahan dan makna yang mendalam.

Penelitian menunjukkan bahwa seni adalah salah satu cara bagi seseorang untuk mengekspresikan ide dan melepaskan rasa stres ke dalam bentuk karya. Kegiatan seni ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang berlebihan. Saat kita melakukan aktivitas yang santai tanpa terikat oleh aturan tertentu, tubuh dan pikiran kita menjadi lebih rileks. Pikiran dan perasaan yang sedang kita alami dapat dituangkan ke dalam sebuah karya yang bermakna. Namun, seniman biasanya memiliki cara pandang yang berbeda dari orang pada umumnya. Mereka melihat dunia melalui perspektif yang unik dan tidak selalu mudah dipahami oleh orang lain, sehingga sering kali dianggap "gila".

Walaupun gangguan mental sering kali dikaitkan dengan seni, bukan berarti hanya melalui penderitaan seseorang bisa menciptakan karya yang indah. Sebaliknya, seni bisa menjadi sarana untuk menyalurkan emosi, baik itu positif maupun negatif. Terapi psikologis yang menggunakan seni sebagai medianya dikenal dengan istilah Art Therapy. Terapi ini telah lama digunakan untuk menenangkan dan meningkatkan kesadaran psikologis seseorang, termasuk bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Art Therapy tidak hanya terbatas pada melukis, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas lainnya seperti tari, drama, musik, menulis, dan banyak lagi. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan emosinya.

Tidak semua orang memiliki bakat alami dalam seni, namun bakat tersebut dapat tumbuh seiring dengan ketertarikan dan kebiasaan mencoba. Contohnya dalam melukis, untuk mengembangkan bakat dalam bidang ini, kita harus menyukainya terlebih dahulu. Setelah itu, kita bisa mulai melakukannya secara rutin untuk mengasah kreativitas dan ide-ide yang kita miliki. Ide bisa saja muncul ketika perasaan kita sedang tidak baik, ataupun saat kita merasa senang. 

Lukisan akan terlihat indah jika diterima oleh penikmat yang tepat, karena setiap lukisan memiliki aliran yang berbeda-beda. Terkadang kita menganggap bahwa lukisan abstrak adalah yang paling mudah hanya sekedar mencoret-coret tanpa aturan namun bagi sebagian orang, melukis abstrak adalah cara mereka untuk menyalurkan emosi. Warna yang digunakan serta bentuk-bentuk yang tampak tidak beraturan dapat menciptakan harmonisasi yang indah. Jadi, kita tidak perlu memiliki bakat khusus untuk melakukan art therapy yang kita butuhkan hanyalah kemauan.

Oleh karena itu, seni bukan hanya cara untuk melatih kreativitas, namun juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan mental. Seni dapat menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan diri, sebagai bentuk terapi, serta membagikan pengalaman positif. Seni juga bisa menjadi jalan menuju kesejahteraan mental. Dengan memasukkan seni ke dalam rutinitas sehari-hari, seseorang dapat membuka pintu menuju kesembuhan psikis dan kesehatan mental yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline