Lihat ke Halaman Asli

Ketika Bibit-bibit Kriminalitas Tumbuh Subur di Sekolah

Diperbarui: 20 Februari 2018   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wow.. mungkin terdengar berlebihan yak kalo saya sebut 'bibit-bibit kriminalitas'. Akan tetapi ya begitulah kenyataan. Berbagai bentuk tindak kenakalan siswa yang menurut saya sudah saking kelewat batas. mengapa demikian?

Hemm... penulis ingin cerita bin curcol nih. Jujur hatiku teramat getir dan nyeri melihat kenyataan bahwa siswa-siswa jaman now yang sekarang.

Getir karena sering kali di sekolah mendengar siswa tangisan dan komplit dengan berbagai macam laporan atas kenakalan para siswa.

Bagaimana tidak getir, perkelahian antar siswa baik sesama kelas maupun beda teramat sering terjadi. Adu jotos mereka sangat brutal sarat  dengan dendam penuh kebencian. Emosi yang tak terkendali membuat hilang rasa empatinya sehingga tak berpikir panjang tega melukai teman sendiri.

Sejenak melupakan perkelahian, ada lagi kebiasaan membully kepada teman. Jika ada teman yang 'manutan' dan lemah maka dengan lugasnya mereka membully tanpa ampun. Mereka menganggap seolah-olah membully hal yang menyenangkan.

Yang selanjutnya, jujur pula penulis teramat jengkel seringkali ada laporan pemalakan. Bahkan beberapa orang tua menyampaikan ke penulis baik via sms maupun WA katanya sang anak telah dipalak oleh temannya sendiri. 

Seringkali penulis merasa dilema jika harus menegur siswa terduga pemalak. Karena penulis sendiri tak punya barang bukti. Yang terakhir yaitu pencurian. Betapa bagaikan tersambar geledek di siang bolong ketika baru mendarat di sekolah pun sudah harus mendengar berita memalukan tersebut. Tidak lain adalah, seorang siswa di kelas penulis kehilangan uangnya 100 ribu rupiah. 

Tentu bukan jumlah yang sedikit bagi siswa yang masih duduk di kelas 2 SD. Dan si pelaku yang terciduk pun mengakui perbuatannya. Duh... miris benar yak.

Jika menilik dari keempat kasus yang terjadi, bukankah mirip-mirip dengan perbuatan para narapidana?

Lalu, siapa yang meski bertanggung jawab atas semua ini?

Bukannya penulis sebagai seorang guru mau lepas tanggung jawab. Tapi penulis yakin, Guru seantero negeri ini tidak ada yang mengajarkan keburukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline