Lihat ke Halaman Asli

muhammad badiihza izulhaq

Mahasiswa universitas Billfath

Jembatan Ilmu dan Akal Sehat

Diperbarui: 2 Juli 2025   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sering kali logika dianggap milik eksklusif pelajaran filsafat. Padahal, ia justru jadi dasar penting dari berbagai cabang ilmu. Tanpa logika, ilmu sains bisa jadi mitos, ilmu sosial bisa kehilangan arah, dan ilmu agama bisa berubah jadi dogma kaku. Logika hadir sebagai alat berpikir yang melatih kita memilah mana argumen yang sah dan mana yang keliru.

Dalam ilmu matematika, logika membantu menyusun rumus dan pembuktian. Dalam hukum, logika dipakai untuk mengurai pasal demi pasal agar adil. Bahkan dalam agama, logika berperan besar dalam memahami teks suci agar tidak ditafsirkan sembarangan. Artinya, logika bukan lawan dari ilmu lain, tapi mitra yang memperkuat fondasi berpikir ilmiah.

Sayangnya, di masyarakat kita logika sering dikalahkan oleh emosi atau keyakinan buta. Inilah yang membuat debat jadi saling serang, bukan saling paham. Maka, penting bagi semua pelajar dari berbagai disiplin ilmu untuk akrab dengan logika. Bukan agar merasa pintar, tapi agar bisa berpikir sehat dan adil dalam melihat perbedaan.

Jika logika dipadukan dengan empati, maka ilmu apa pun yang kita pelajari akan membentuk manusia yang bukan hanya pintar, tapi juga bijak. Inilah harapan besar pendidikan di masa kini: mencerdaskan nalar tanpa kehilangan hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline