Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

[Poltak #062] Kencing Peluntur Mantra Penangkal Gol

Diperbarui: 25 Juni 2021   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Bola kanon Polmer melesat kencang ke sebelah kiri gawang lawan.  Kiper SD Sibigo melompat terbang ke sebelah kiri.  Antisipasinya jempolan.

"Buk." Terdengar suara benturan keras.  Bola kanon Polmer lebih cepat dari reaksi kiper lawan.  Bola menabrak wajah kiper dengan kecepatan tinggi.  Lalu berubah arah ke sebelah kiri tiang gawang. 

 "Amangoi!  Gagal lagi!" Guru Polmer berteriak kecewa.  Murid-murid SD Hutabolon melepas nafas lemas.

Tapi malanglah nasib kiper SD Sibigo. Tembakan Polmer begitu keras menerpa wajahnya.  Kepala kiper malang itu terdongak. Tubuhnya terlempar ke belakang melewati garis gawang. Lalu jatuh berdebum seperti nangka busuk. Diam tak bergerak.  Pingsan.

Bersamaan dengan kejadian itu, Bang Jonggi meniup peluit panjang.  Tanda babak pertama pertandingan telah usai.  Para pemain kedua tim berkumpul dengan guru  pembina masing-masing. Kiper SD Sibigo terlihat dipapah teman-temannya.

"Kalian ikkan tore atau manusia?" tanya Guru Paruhum dengan nada tinggi kepada para pemainnya.

"Manusia, Gurunami!"  jawab para pemain serentak.

"Bagus! Main bolalah seperti manusia! Jangan seperti ikkan tore. Bergerombol ke sana ke mari!"  Guru Paruhum memberi arahan.  

"Olo, Gurunami!"

"Kalian! Robinson, Patar, Sahat! ajadi bek iru jangan loyo! Harus garang! Pertahankan wilayahmu mati-matian!"

"Olo, Gurunami!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline