Lihat ke Halaman Asli

Moko Kusdiarto

The true writer has nothing to say. What counts is the way he says it

Tapa Pepe

Diperbarui: 14 Mei 2021   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Syahdan, kerajaan Majapahit terguncang. Raja Jayanegara yang sah berkuasa terjungkal dari tahta karena  polah Ra Kuti. Ra Kuti adalah salah seorang Dharmaputra yang diangkat oleh Raden Wijaya.

Bersama dengan enam anggota Dharmaputra lainnya, Ra Kuti berhasil menyingkirkan Jayanegara dari istana. Kekuasaan yang didapat dengan jalan pintas membuat Ra Kuti semena-mena.

Situasi kerajaan Majapahit kacau. Krisis pangan dan ekonomi yang sulit membuat rakyat tidak puas. Untuk menyatakan sikap rakyat menggelar tapa pepe, berjemur di bawah terik matahari. Ra Kuti memberangus habis rakyat yang tapa pepe. Kekuasaan Ra Kuti akhirnya dapat ditumpas oleh kelompok yang masih setia pada Jayanegara di bawah pimpinan bekel Gajah Mada.

Tapa pepe merupakan bentuk kearifan lokal untuk meminta solusi dari penguasa. Perlawanan rakyat kecil atas kesewenangan penguasa dilakukan dalam senyap, tanpa hingar bingar  unjuk rasa  people power.

Kesenyapan protes ala tapa pepe seringkali lebih nyaring suaranya. Ketika segala cara mentok dan berujung pada jalan buntu, yang ada tinggal kepasrahan total. Dalam sikap sumeleh ini tidak ada lagi raung kemarahan. Seluruh emosi luruh menjadi doa kepada Sang Penguasa kehidupan.

Tapa pepe inilah yang masih setia dilakoni  Maria Katarina Sumarsih, sejak Kamis 18 Januari 2007.  Dalam keheningan doa berpayung hitam, berdiri di depan Istana Presiden selama satu jam (16.00-17.00) saban hari Kamis. Melalui aksi ini jeritan bisu para korban pelanggaran HAM, khususnya tragedi Semanggi dan Mei 1998, disuarakan tanpa kata. Saat segelintir orang menyerukan aksi people power demi syahwat berkuasa, aksi bisu tapa pepe Kamisan adalah antitese getir atas nama korban kekuasaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline