Ngelilingi Selecta: Taman Legendaris yang Nggak Pernah Pensiun
Kompasianer!!!
Kalau di Batu ada tempat yang bisa dibilang nggak pernah lekang sama waktu, ya inilah dia Selecta. Dari dulu sampai sekarang, taman ini tetap jadi andalan. Katanya, dari zaman kakek-nenek masih pacaran pun udah ke sini.
Nah, sekarang gantian kami yang jalan bareng keluarga, menikmati suasana yang adem dan penuh warna.
Begitu masuk area, aroma bunga langsung nyerang hidung, campuran wangi tanah basah, mawar, dan entah bunga apa lagi yang warnanya kayak pelangi tumpah. Jalannya lebar, rapi, dan setiap sudutnya kayak sengaja disiapin buat orang yang pengen foto-foto.
Si bontot langsung ngacir duluan, katanya mau nyari "spot aesthetic" buat unggahan story padahal HP-nya masih penuh foto apel dan kabut Santerra tadi.
Kami muter-muter taman, dan tiap belokan kayak punya cerita. Ada taman mawar yang warnanya bisa bikin lupa sama sinar matahari yang nyengat. Ada kolam ikan dengan air jernih banget sampai ikan pun kayak ngambang di udara. Sementara di bagian atas, ada area naik kuda, dan seperti biasa, saya kena giliran jadi fotografer keluarga. Istri naik kuda dengan elegan, anak-anak teriak-teriak minta giliran, dan saya? Ya, cukup puas di belakang kamera sambil ngunyah jagung bakar panas.
Selecta ini memang punya pesona unik, perpaduan antara nostalgia dan ketenangan. Setiap langkah rasanya kayak menelusuri kenangan lama yang masih hidup, tapi dengan sentuhan baru yang lebih segar. Ada taman air, ada wahana, ada tempat duduk di bawah pohon rindang buat yang cuma pengen melamun sambil liat langit Batu yang biru keabu-abuan.
"Menikmati./Koleksi: Misbah Moerad."
Sore menjelang, udara makin dingin. Kami duduk di bangku panjang dekat taman bunga, menyeruput teh hangat dari termos kecil yang istri bawa dari mobil. Kabut pelan-pelan turun, dan bunga-bunga itu seperti mengucapkan selamat sore dalam bahasa yang cuma bisa dipahami oleh orang yang benar-benar santai.
Sebelum pulang, si bontot sempat nyeletuk, "Pah, ini taman kayaknya nggak mau tua ya?" Saya jawab, "iya, karena yang tuanya kita, bukan tamannya." Langsung disambut tawa satu keluarga.
Ya beginilah, jalan-jalan ke tempat klasik seperti Selecta selalu punya cara buat bikin hati muda lagi, meski lutut udah mulai protes.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI