Lihat ke Halaman Asli

psikologi gelap di balik genre horror

Diperbarui: 22 Juli 2025   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Mengapa Otak Kita Menyukai Ketakutan? Psikologi Gelap di Balik Genre Horor

Pendahuluan

Mengapa kita, sebagai manusia rasional, justru membayar untuk merasa takut? Bioskop penuh saat film horor tayang. Video jumpscare viral di media sosial. Bahkan game horor laris dimainkan jutaan orang. Apa yang sebenarnya terjadi di otak kita ketika menghadapi ketakutan buatan?

Ketakutan = Hiburan? Paradox Emosi Negatif

Ketakutan biasanya dianggap emosi negatif yang harus dihindari. Namun, dalam konteks horor, ketakutan justru menjadi sumber kesenangan. Inilah yang disebut oleh psikolog sebagai "benign masochism" --- kesenangan dari rasa tidak nyaman yang kita tahu aman.

Kita merasakan ancaman, tapi mengetahui itu tidak nyata --- perpaduan ini memicu adrenalin tanpa risiko, layaknya naik roller coaster.

Otak Saat Menonton Horor: Apa yang Terjadi?

Amygdala menyala: Pusat rasa takut merespons ancaman.

Hipokampus memverifikasi: "Apakah ini nyata?" Tidak.

Prefrontal Cortex menenangkan: Menyadari situasi terkendali.

Hasilnya: Tubuh dalam mode "siaga", tapi otak tetap "tenang".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline