Lihat ke Halaman Asli

Agung Santoso

Peneliti isu - isu kemanusiaan.

UNAIR Bantu Petani Sidoarjo dengan Inovasi Pengendali Hama

Diperbarui: 25 Februari 2025   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi kerugian akibat serangan hama, Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menghadirkan inovasi pengendalian hama bagi para petani di Sidoarjo. Inovasi ini berawal dari permintaan warga Desa Plaosan, Wonoayu, yang membutuhkan alat pengusir hama untuk melindungi tanaman mereka. 

Inovasi alat dari IMERCY (Instrumentation And Energy Research Community) UNAIR menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk meningkatkan hasil panen serta kesejahteraan petani. 

Langkah ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 15 (Kehidupan di Darat) dengan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

Sebagai bentuk komitmen UNAIR dalam mendukung petani, serangkaian kegiatan telah dilakukan untuk memperkenalkan inovasi ini. 

Bantuan UNAIR kepada petani telah berlangsung dua kali. Pertama, pada September 2024 dengan sumbangan alat pengukur kadar kimia tanah guna meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Kedua, pada 23 Februari 2025 dengan pemberian alat pengusir hama berbasis teknologi ultrasonic yang ramah lingkungan dan mendukung pertanian berkelanjutan. 

Teknologi ini bekerja dengan cara menghasilkan gelombang suara frekuensi tinggi yang mengusir hama tanpa merusak tanaman atau mencemari lingkungan.

Acara ini dihadiri oleh Perangkat Desa Plaosan, Sekretaris Camat Wonoayu, Tim Pengendali Hama Kabupaten Sidoarjo, NGO Gerakan Pembaharu, serta SDGs Center dan IMERCY UNAIR.

Sumber: Dokumentas Pribadi

Dalam sambutannya, Sekretaris Kecamatan Wonoayu berharap pemerintah setempat dapat berkolaborasi lebih lanjut dengan UNAIR untuk menerapkan teknologi canggih demi kesejahteraan petani.

"Anggaran yang ditetapkan untuk ketahanan pangan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan inovasi seperti ini. Jika alat ini terbukti efektif di Desa Plaosan, mengapa tidak dikembangkan lebih luas melalui kolaborasi antara pihak kampus dan pemerintah desa? Dengan demikian, kita dapat menciptakan lebih banyak teknologi yang bermanfaat bagi para pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu petani," ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline