Lihat ke Halaman Asli

Marsya Adeline

UIN Maulana Malik Ibrahim

Maintainability vs Kompleksitas : Bagaimana Mendesain Arsitektur Perangkat Lunak yang Fleksibel dan Mudah Dikelola??

Diperbarui: 11 Maret 2025   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Software Architecture (Sumber : WangXiNa)

Dalam dunia rekayasa perangkat lunak, maintainability atau kemampuan pemeliharaan menjadi aspek yang sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat lunak dapat berkembang seiring waktu tanpa menghadapi tantangan besar. Maintainability mencerminkan kemudahan dalam memodifikasi, memperbaiki, dan meningkatkan perangkat lunak tanpa mengorbankan stabilitas sistem secara keseluruhan. Salah satu pendekatan yang telah terbukti dalam meningkatkan maintainability adalah dengan menerapkan pola arsitektur perangkat lunak yang tepat (Rahmati & Tanhaei, 2021).


 Peran Maintainability dalam Arsitektur Perangkat Lunak


Maintainability sangat berpengaruh terhadap siklus hidup perangkat lunak, terutama dalam proyek skala besar. Menurut Rahmati dan Tanhaei (2021), arsitektur perangkat lunak yang tidak mempertimbangkan maintainability dapat menyebabkan meningkatnya biaya pemeliharaan dan penurunan efisiensi sistem. Beberapa faktor utama yang memengaruhi maintainability adalah:
1. Modularitas -- Memisahkan sistem menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan independen agar perubahan dapat dilakukan tanpa memengaruhi keseluruhan sistem.
2. Dokumentasi yang Baik -- Memastikan bahwa setiap perubahan dapat ditelusuri dengan mudah melalui dokumentasi yang lengkap.
3. Penggunaan Pola Arsitektur yang Tepat -- Mengadopsi pola arsitektur yang sesuai untuk meminimalkan dampak perubahan dan meningkatkan fleksibilitas sistem.


 Evaluasi Maintainability dengan Pola Arsitektur


Rahmati dan Tanhaei (2021) mengusulkan berbagai pola arsitektur yang dapat digunakan untuk meningkatkan maintainability perangkat lunak, antara lain:
1. Multi-Layered Architecture -- Memisahkan sistem menjadi beberapa lapisan untuk memastikan bahwa perubahan pada satu lapisan tidak merusak lapisan lainnya.
2. Pipe and Filter -- Memecah pemrosesan data menjadi beberapa tahap independen, sehingga memudahkan pemeliharaan.
3. Model-View-Controller (MVC) -- Memisahkan tampilan, logika bisnis, dan kontrol aplikasi untuk meningkatkan fleksibilitas dalam pengembangan dan pemeliharaan.
4. Broker Architecture -- Menggunakan mediator untuk menghubungkan berbagai komponen secara longgar, yang membantu dalam pengembangan dan pemeliharaan modular.

Metode evaluasi maintainability dapat dilakukan melalui Scenario-Based Analysis, Impact Analysis, dan Comparative Evaluation. Dengan pendekatan ini, arsitek perangkat lunak dapat membandingkan pola arsitektur yang berbeda dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan sistem.


 Tantangan dalam Menjaga Maintainability


Meskipun maintainability sangat penting, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkannya, antara lain:
1. Kompleksitas Sistem -- Sistem yang besar dan kompleks sering kali sulit untuk dimodifikasi tanpa mengganggu fungsi lainnya.
2. Kurangnya Dokumentasi yang Memadai -- Dokumentasi yang buruk dapat membuat tim pengembang kesulitan dalam memahami sistem yang sudah ada.
3. Ketergantungan antar Komponen -- Jika komponen sistem terlalu bergantung satu sama lain, maka perubahan kecil bisa menyebabkan efek berantai yang signifikan.
4. Biaya Implementasi yang Tinggi -- Mengadopsi pola arsitektur yang lebih baik sering kali memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang besar.


 Solusi untuk Mengatasi Tantangan Maintainability


Agar maintainability tetap optimal, beberapa strategi dapat diterapkan:
1. Menggunakan Prinsip Modularitas -- Dengan membangun sistem berbasis modul, perubahan dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa mempengaruhi keseluruhan sistem.
2. Menerapkan Pola Arsitektur yang Sesuai -- Memilih pola arsitektur yang cocok untuk sistem tertentu dapat meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas.
3. Meningkatkan Dokumentasi -- Dokumentasi yang baik memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan dapat dipahami oleh tim pengembang di masa depan.
4. Menerapkan Praktik Agile -- Agile Development dapat membantu dalam mengadaptasi perubahan yang cepat dengan iterasi yang lebih kecil dan lebih sering.


***
Maintainability dalam arsitektur perangkat lunak adalah faktor krusial yang menentukan umur panjang dan efisiensi sistem. Dengan menerapkan pola arsitektur yang tepat, perusahaan dapat mengurangi biaya pemeliharaan dan meningkatkan fleksibilitas dalam pengembangan perangkat lunak. Namun, tantangan seperti kompleksitas sistem dan biaya implementasi tetap menjadi faktor yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, pendekatan yang sistematis dalam memilih pola arsitektur dan menerapkan strategi yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan maintainability yang optimal.


 Referensi


Rahmati, Z., & Tanhaei, M. (2021). Ensuring software maintainability at software architecture level using architectural patterns. AUT Journal of Mathematics and Computing, 2(1), 81-102. https://doi.org/10.22060/ajmc.2021.19232.1044

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline