"Sudah sih, simpan itu hape!" Seruku yang jengkel karena kebersamamaan kami terganggu.
"Apa sih, ini aku dekat kamu. Duduk dengan kamu. Kenapa pakai teriak segala. Kan cuma pegang hape, lagian aku dengarkan kamu ngomong kok."
"Siapa sih yang teriak?"
"Kamu lah, kok masih tanya."
"Aku cuma tidak merasa nyaman, lagi bersama kok main hape."
"Cuma iseng kok, yang begini dibesar-besarkan kamu ah."
Dia pun berjalan ke kamar melanjutkan aktivitas rutinnya: scrool medsos.
***
Semenjak rutin ketemu dengan teman-temannya di grup WhatsApp, ada perubahan signifikan yang aku rasa. Dia yang biasanya ramah, sekarang terasa lebih jutek. Tiap pulang kerja biasanya menyambut dengan senyum manis, kini terasa hampa dengan kesibukannya.
Sebenarnya aku tidak masalah dia main hape. Hape di era ini memang jadi kebutuhan. Kita dimudahkan dengan kemajuan tersebut. Cuma inginku, harus punya batas dan ukuran. Kapan dan gimana harus bersikap.