Mahar Prastowo | Pemerhati Sosial & Penggiat Jurnalisme Warga
Hari masih pagi ketika suara Mars Jumantik bergema di antara gang-gang padat pemukiman RW 07 Kebon Pala, Jakarta Timur. Lagu itu bukan sekadar seremonial. Di situ tersimpan semangat: warga yang tak ingin kalah dari nyamuk. Dari penyakit. Dan dari rasa abai.
Jumat, 20 Juni 2025 itu, bukan cuma soal pengasapan atau cek bak mandi. Hari itu, Ketua RT 10, Ade Trihartadi, bukan hanya jadi tuan rumah acara PSN Jumantik Keliling. Ia juga jadi simpul penyatu dua dunia: dunia kesehatan dan dunia keamanan.
Sebab tak hanya para ibu PKK, kader Jumantik, dan petugas Puskesmas yang datang. Tapi juga aparat kepolisian, dari Kanit Bimas hingga sang Kapolsek Makasar sendiri: Kompol Sumardi, SH, MM.
Ya, Jumat itu jadi istimewa. Warga RW 07 dapat dua kegiatan dalam satu tarikan napas: pemberantasan sarang nyamuk dan pemberantasan keluhan warga --- lewat Jumat Curhat.
PSN Jumantik keliling dan Jumat Curhat di RW 07 Kebon Pala Makasar Jakarta Timur (Foto: Humas Polsek Makasar)
Dari data yang dibacakan petugas penyuluh kesehatan lingkungan Ahmad Dimyati mewakili Kepala Puskesmas, sepanjang 2025 ada 38 laporan DBD di Kelurahan Kebon Pala. Tapi bukan di RW 07. "Alhamdulillah, sejak Januari hingga hari ini, RW 07 nol kasus," katanya.
Bukan karena kebetulan. Tapi karena kerja keras para Jumantik. Rumah demi rumah, mereka datangi. Bak air, dispenser, kolam ikan, bahkan pot bunga tak luput dari inspeksi jentik. Jika ditemukan jentik, teguran persuasif disampaikan. Tidak ada hard approach. Tapi jelas dan tegas.
"Saya sudah tiga kali ikut PSN di sini," ujar Kompol Sumardi. Ia baru dua bulan menjabat Kapolsek Makasar. Tapi dari rautnya terlihat: pria yang pernah bertugas di berbagai titik Jakarta Timur itu tahu, RW 07 ini bukan sekadar kawasan padat. Tapi kawasan yang sadar akan pentingnya keterlibatan.
Curhat Warga: Dari Motor Sampai NIK
Setelah jumantik berkeliling, giliran warga RW 07 yang "berkeliling suara". Mencurahkan isi hati mereka. Dari soal anak muda nongkrong malam hari, potensi penyalahgunaan obat-obatan, hingga keluhan klasik: soal pendatang.
"Pak Kapolsek, kami butuh perhatian soal anak-anak muda yang makin larut nongkrongnya. Kadang bawa motor, kadang juga berisik," kata seorang warga.
Kompol Sumardi menanggapi dengan santai tapi menohok, "Kalau kita biarkan anak-anak kita lepas malam hari, lalu kita sibuk main HP di rumah, jangan heran kalau kemudian kita yang jadi korban."