Lihat ke Halaman Asli

Livia Halim

TERVERIFIKASI

Surrealist

Cerpen ǀ Ruangan Ini Bergerak Maju atau Dunia Bergerak Mundur?

Diperbarui: 20 Oktober 2016   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terremoto | painted by Tetsuya Ishida (emptykingdom.com)


“Ruangan ini bergerak maju atau dunia bergerak mundur?” tanya Lekha sambil memandang jendela. Lekha tidak mendengar jawaban dari siapa pun. Ayah terdiam sambil mengelus rambutnya. Nata mengangkat bahu.

“Nata, sini! Masih cukup, kok!” teriak Lekha sambil melambaikan tangan dan menggeser sedikit posisi duduknya. Nata menggeleng. Orang-orang lain di di dalam ruangan memandangnya dengan aneh.

“Anak itu bicara sendiri, ya?” Lekha dapat mendengar seseorang berbisik pada yang lainnya, sementara Ayah meminta maaf pada orang-orang itu. Lekha tidak pernah mengerti mengapa Ayah selalu meminta maaf pada orang-orang lain ketika mereka memandang Lekha dengan aneh. Padahal yang salah mereka. Mungkin karena Ayah memang orang yang baik.

“Mengapa di sini tubuh kita bergoyang sendiri?” tanya Lekha lagi. Kali ini Ayah menanggapi. Ia menjelaskan alasannya di telinga Lekha dengan suara kecil.

“Bukan Ayah, aku bertanya pada Nata!” teriak Lekha lagi. “Mengapa Nata tidak duduk di sini saja supaya ngobrolnya enak?”

Lagi-lagi Lekha merasakan dirinya dipandangi oleh banyak orang. Namun sebelum Ayah meminta maaf lagi, Lekha mendengar jeritan yang banyak sekali dan merasakan guncangan besar yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

Semuanya gelap.

“Lekha! Ayo!”

Lekha membuka mata dan melihat Nata. Tangannya digandeng Nata. Ia merasakan tubuhnya melayang. Lekha tidak tahu mau ke mana. Kemudian ia melihat ke bawah.

“Eh Nata, warna tanah kenapa berubah jadi merah?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline