Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Atasi Masalah Gizi adalah Cara Menjaga Investasi Masa Depan Indonesia

Diperbarui: 25 Januari 2019   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (https://obatrindu.com) | Tanggal 25 Januari ditetapkan sebagai Hari Gizi Nasional (HGN)

Lima puluh delapan tahun sudah kita memperingatinya. Memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh di Bulan Januari pada tanggal dua puluh lima. Ya, tepat di hari ini masyarakat Indonesia diajak untuk memahami apa yang sedang terjadi di negeri tercinta ini, khususnya dilihat dari sudut pandang gizi. 

Sebab tidak semua mungkin tahu dan tidak semua jadi mengerti soal bagaimana sesungguhnya kondisi gizi yang sedang kita alami dan perlu segera ditangani. Apalagi jika berlarut-larut dibiarkan masalah gizi ini  menyangkut masa depan kita, investasi masa depan Indonesia.

Sama seperti tahun sebelumnya, tema Hari Gizi Nasional (yang selanjutnya disingkat HGN) ini masih berfokus pada tema besar  dengan harapan baik , "Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat dan Berprestasi". Namun ditahun ini, subtema yang diambil memang ada bedanya yaitu  "Mewujudkan Kemandirian Keluarga dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk Pencegahan Stunting". Sepenting apa?

Singkat Soal Stunting di Indonesia?

Stunting memang bukan satu-satunya masalah gizi yang dialami Indonesia. Tetapi, stunting memang menjadi salah satu masalah gizi yang harus ditangani sebab angkanya yang masih saja terus tinggi. Kekurangan gizi adalah salah statu faktor penyebab seorang menjadi stunting --keadaan dimana tinggi badan lebih pendek dari standar usia. Namun bukan soal pendek dan kurus, stunting juga dapat mempengaruhi hal lain seperti kecerdasaan otak sehingga bisa berdampak pada  sumber daya manusia yang rendah pula.

Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi stunting (pendek )secara nasional di tahun 2013 adalah 37,2 persen meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 35,6 persen (tahun 2010) dan 36,8 persen (ditahun 2007). 

Cegah Sebelum Terlambat

Stunting bukan sesuatu yang tiba-tiba terjadi, tetapi kondisi yang sudah berkepanjangan.

Asupan gizi yang buruk adalah fakor utama terjadinya stunting, awal terjadinya terutama saat kehamilan.  Di mana asupan gizi yang tidak memadai pada masa ini berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan janin yang jadi terhambat . Kondisi ini bisa lebih parah lagi ketika si anak sudah lahir dan dalam rentang usia dua tahun (masa emas) tidak memperoleh asupan gizi yang mencukupi.

Beruntungnya kondisi stunting bisa dicegah. Memperhatikan asupan gizi yang memadai semenjak awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun adalah kuncinya. Masa-masa yang disebut dengan istilah 1000 Hari Pertama Kehamilan (HPK). 

Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencapai kesuksesan 1000 HPK seperti  memastikan asupan gizi  bagi Ibu selama masa kehamilan dan menyusui tercukupi dengan baik, setelah lahir tak lupa memberikan ASI  eksklusif hingga usia 6 bulan dan mencukupi asupan gizi tambahan dengan memberikan Makanan Pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan hingga 2 tahun, selalu rajin memantau  pertumbuhan balita di Posyandu terdekat dan  melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga tak kalah pentingnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline