Lihat ke Halaman Asli

Lia

A Science and Pop Culture Enthusiast

Malioboro Tak Seindah yang Kukira

Diperbarui: 14 Januari 2023   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Area Jalan Menuju Malioboro, Yogyakarta (Doc pribadi)

Sekitar 5 bulan lebih sudah saya menetap di sini, Yogyakarta atau kerap disapa Jogja. Kota yang katanya "Istimewa" dan memberikan kenangan manis bagi mereka yang merasakannya. 

Dari sekian tempat wisata di Jogja, siapa yang tak kenal Malioboro? Jalan Malioboro, tempat yang pasti hampir dikunjungi semua turis khususnya lokal, termasuk saya. 

Sebagai pendatang di Jogja, saya memang begitu tertarik dengan pesona Malioboro. Namanya sering disebut tiap kali ada yang menyinggung soal Jogja. Ibaratnya, tidak lengkap rasanya kalo datang ke Jogja tanpa mampir ke Malioboro. 

Namun, di sanalah saya menemui angan-angan yang tak semanis kenangan atau ucapan orang-orang. Mohon jangan dihakimi dulu, saya hanya berpendapat dari perspektif lain. 

Dari balik lensa dan media sosial, sudah wajar jika Malioboro tampak estetik dengan nuansa budaya Jawa yang kental. Sayangnya, kenyamanannya tak sebanding dengan keindahan yang dipamerkan. 

Disclaimer dulu, biar orang nggak salah tanggap. Ini hanyalah sekilas pandangan saya dan tidak bermaksud melukai siapapun. Sebuah persepsi di mana ada keramaian, keasrian, perekonomian, dan hiburan yang menyatu tapi ada sudut-sudut lain yang terabaikan. 

Ketika melewati Malioboro, saya cukup kagum dengan deretan toko batik dan souvenir yang berjajar sepanjang jalan. Alunan musik jawa dan eksterior areanya juga serupa dengan budaya lokal. Tampak menenangkan dan estetik untuk dinikmati sejenak sambil menikmati langit Jogja. 

Tapi, seketika itu semua runtuh ketika sampah selalu saja ditemui di setiap sudut jalan, pedagang yang tidak beraturan, pengamen, dan macam-macam lainnya yang makin menunjukkan sisi sesungguhnya area wisata ini. Semrawut!

Saya pikir banyak pelancong mancanegara yang berdatangan di Malioboro, ternyata hanya segelintir. Setelah menengok kondisi sebenarnya, saya pikir wajar saja wisatawan luar negeri tak banyak mengitari area wisata tersebut. 

Jalanan yang macet ketika jam-jam yang sibuk, alunan musik jawa yang berkumandang, keramaian yang kian padat terutama saat weekend, dan beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya membuat makin hiruk pikuk suasananya. Semua suasana tersebut bersatu dan dijamin kenyamanan dan ketenangan tak akan didapatkan ketika di sana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline