Oleh Kelompok Legilimens, Kelompok 9 PKMP PAI FISH UNJ 2025
Jakarta, 05 Oktober 2025–Kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural) di Indonesia menyoroti perbedaan signifikan dalam fasilitas sekolah, kualitas guru, serta akses teknologi dan transportasi, menciptakan jurang yang menghambat belajar jutaan anak. Para siswa, guru, dan pemerintah dihadapkan pada tantangan ini, dengan dampak paling parah di daerah terpencil Indonesia bagian tengah seperti pedalaman Kalimantan dan Sulawesi juga wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang jauh dari kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Isu kronis ini semakin mencolok sejak pandemi COVID-19, disoroti laporan terbaru Kemendikbudristek dan SMERU.
Akar masalahnya adalah minimnya infrastruktur, sebaran guru tidak merata akibat kurangnya insentif, serta hambatan geografis yang memperlemah konektivitas . Investigasi faktor ini mengungkap dampaknya pada masa depan generasi muda dengan angka putus sekolah 20% lebih tinggi di rural, dan membuka solusi seperti pemerataan fasilitas (ruang kelas, internet) serta penempatan guru adil melalui program insentif. Upaya pemerintah kini krusial untuk pendidikan inklusif bagi seluruh anak bangsa.
Perbedaan antara Pendidikan Urban dan Rural ini menjadi tantangan utama dalam upaya pemerataan pendidikan di tengah negara yang luas dan beragam seperti Indonesia. Berikut adalah beberapa perbedaan antara pendidikan urban vs rural :
1.Perbedaan Fasilitas Pendidikan
Sekolah di wilayah urban umumnya memiliki fasilitas lengkap seperti laboratorium, perpustakaan, dan akses teknologi digital yang memadai. Hal ini mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan menarik bagi siswa.
Sebaliknya, sekolah di daerah rural sering kekurangan fasilitas dasar, seperti ruang kelas yang layak, alat peraga, dan sarana kebersihan. Kondisi ini menghambat kenyamanan belajar dan motivasi siswa.
Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan bahwa ketimpangan fasilitas ini masih menjadi kendala utama dalam pemerataan pendidikan di Indonesia (Kemendikbudristek, 2023).
2.Kualitas dan Distribusi Guru
Guru di wilayah urban cenderung lebih banyak dan memiliki kualifikasi yang lebih tinggi karena adanya insentif dan fasilitas pendukung yang lebih baik.
Di daerah rural, kekurangan guru berkualitas menjadi masalah serius. Banyak guru lebih memilih mengajar di kota karena kondisi kerja dan kehidupan yang lebih baik, sehingga daerah terpencil sering kekurangan tenaga pengajar kompeten (Lembaga Riset SMERU, 2024).