Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Ke Mana Hatiku Akan Bermuara?

Diperbarui: 16 Mei 2017   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begini rasanya dikhianati. Rasa sakit lantaran ditusuk dari belakang oleh teman sendiri tengah ia rasakan. Setelah semua kebaikannya selama ini, setelah semua kontribusinya untuk mengerjakan project itu, Syifa mengeluarkannya dari tim.

“Kamu sendiri aja ya? Jangan di tim kami lagi,” kata Syifa.

Gadis bermata biru itu terenyak. Tak berdaya. Kehilangan kata. Ia terbiasa menahan perasaannya di depan Syifa. Membiarkan teman sekelasnya itu memanfaatkan kebaikan dan otak cerdasnya. Tak disangka rasanya sesakit ini.

“Aku akan membuat project dan presentasi yang lebih bagus lagi,” gumam gadis bermata biru itu. Dan ia akan membuatnya sendiri.

Mengapa jadi orang baik sangat sulit? Terlalu baik membuat diri kita dimanfaatkan dan disepelekan orang lain. Terlalu pintar membuat banyak orang mendekati kita hanya jika mereka butuh diajari dan dibantu mengerjakan sesuatu. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik.

Sayangnya, si gadis bermata biru sering sekali dimanfaatkan teman-temannya sendiri. Mereka hanya datang kepadanya untuk meminta bantuan. Entah itu bantuan akademis semacam mengajari materi perkuliahan dan semacamnya, meminta konsultasi dan hypnotherapy, serta bantuan-bantuan lainnya. Ternyata, inilah rasanya dimanfaatkan. Hanya didekati bila dibutuhkan. Sehatkah relasi pertemanan semacam itu?

Mr. Jatmika adalah tempatnya mengadu. Mengutarakan ironi yang dialaminya. Dosen walinya yang sama-sama menjadi hypnotherapyst seperti dirinya itu cukup bijak dalam menanggapi permasalahan mahasiswi cantiknya.

“Kamu harus selektif dalam bersikap,” ujar pria Virgo itu lembut. Satu lagi kesamaan mereka: lahir di Bulan September dan berzodiak Virgo.

“Selektif bagaimana maksud Anda?” tanya gadis bermata biru itu letih.

“Berbuat baik itu wajib, tapi jangan lupa bersikap selektif. Jangan biarkan diri kita dimanfaatkan orang lain. Orang baik bukan untuk dimanfaatkan, tapi untuk dicontoh kebaikannya. Kamu paham?”

Kata demi kata meresap ke dalam benaknya. Di dekat Mr. Jatmika, si gadis bermata biru selalu merasa tenang. Ayah satu anak itu memberikan aura positif dan perlindungan padanya. Tak pernah ia lupa, Mr. Jatmika pernah membanggakannya di depan para dosen saat ajang Mahasiswa Berprestasi dan memberikan rasa aman serta nyaman padanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline