Lihat ke Halaman Asli

Koteka Kompasiana

TERVERIFIKASI

Komunitas Traveler Kompasiana

Yuk, Simak "3 Haji 1 Tujuan" di Kotekatalk-60 Sabtu Ini

Diperbarui: 23 November 2021   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simak pengalaman 3 haji Sabtu ini (dok.Koteka)

Hallo everyone. 

Apa kabar? Masih sehat dan bahagia, bukan.

Sabtu lalu Komunitas Traveler Kompasiana mengajak kalian semua ke Jerman, tepatnya Freiburg dan Lahr. Itu tempat di mana Alena Ehrlich berada. Ia, redaktur sebuah koran lokal Badische Zeitung di Lahr (yang bermarkas di Freiburg). Mengapa ia terpilih sebagai tamu dalam Kotekatalk Koteka?

Sebabnya, ia adalah salah satu wartawan Jerman yang mewawancarai admin Koteka Gana Stegmann yang mempromosikan wisata dan budaya Indonesia di Jerman. Dua artikel telah dilahirkan olehnya. Membahas wisata Indonesia dan satunya, budaya Indonesia  dari Sabang sampai Merauke dalam menyambut natal dan tahun baru tiap tahunnya.

Artikel tersebut tentu saja membuka wawasan orang Jerman yang multikultural, terdiri dari bangsa lokal, Jerman dan pendatang (dari seluruh dunia), termasuk pengungsi yang membacanya. Indonesia, memang bukan hanya Bali, seperti kebanyakan orang sangka di sana.

Dalam Zoom yang bekerjasama dengan Jurusan Bahasa Jerman Universitas Negeri Surabaya dan Jurusan Bahasa Jerman STBA YAPARI ABA Bandung itu, diikuti oleh 100 peserta. Tema yang dibahas mencakup jurnalistik dan wisata "How to succeed in journalism in Germany and Freiburg at a glance."

Alina Ehrlich menceritakan awal mula menjadi wartawan. Waktu itu berumur 17 tahun. Ia mengikuti program dobel Ekonomi dan jurnalistik, sembari nyambi kerja di sebuah media (yang mendanai studinya). Setelah itu, ia tiga tahun internship di Media Schwabia. Usai program, ia menjadi redaktur di koran itu selama setahun. Dan baru-baru ini, ia pindah ke tempat kelahirannya di Lahr, menjadi redaktur koran lain Badische Zeitung. 

Ia berkisah tentang bagaimana gambaran ia bekerja. Karena ia sebagai redaktur, ia lebih banyak berada di kantor, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia turun sendiri di lapangan. Headline dan tema yang akan diangkat biasanya dibicarakan dalam meeting pertama pada pagi hari dan akan digodog lagi pada meeting kedua pada sore hari, jika ada hal yang mendesak, breaking news akan mampu menggeser HL yang sudah masak tadi.

Salah satu hal yang mungkin berbeda dengan di Indonesia, Jerman sangat menghargai kode etik wartawan. Artinya kebebasan wartawan dan kepatuhan wartawannya mengacu pada kode tadi. Salah satunya, tidak menerima amplop. Menghargai data pribadi yang didapat saat bekerja, menjadi salah satu hal yang harus ia ingat. Jerman dalam kehidupan pribadi saja, orang sangat mengutamakan ini. Mau mengunggah foto orang di medsos harus tanya, bahkan kalau perlu pakai surat tertulis. 

Ketika ditanya apakah ia mendapatkan perlakuan tidak enak atau tidak nyaman selama berkecimpung di dunia jurnalistik, ia hanya tersenyum. Menurutnya masih dalam taraf wajar, seperti narasumber tidak mau menjawab satu patah katapun saat diwawancarai. Tidak ada kekerasan fisik yang ia alami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline