Kompasianer pernah punya cerita ketika PDKT (pendekatan) dengan gebetan? Apakah berhasil hingga jadian atau sekadar kenal-lalu-masing-masing-merasa-asing?
Masa-masa PDKT ini jadi momen krusial dalam sebuah hubungan. Jika dirasa berlebihan, maka gebetan bisa ilfeel. Tetapi jika terlalu biasa, nanti dianggap tidak serius.
Masalahnya adalah kadang ketika PDKT justru kita kadung baper (terbawa perasaan) hingga GeeR (gede rasa) karena respon maupun sikap gebetan.
Oia, anak sekarang tahu istilah gebetan? Rasa-rasanya kata yang lebih sering digunakan di media sosial itu "crush", ya?
Akan tetapi, ada saja hal-hal yang sudah dirasakan ketika masih PDKT: dari seru, penuh tanda tanya, dan bikin deg-degan.
Sayangnya banyak orang yang PDKT justru tidak tahu ke mana arahnya. Mau sekadar temenan? Jadi pacar? Mau serius untuk tingkat yang lebih lanjut: menikah?
Atau... hanya mau mengisi waktu luang? Jahat!
Nah, coba dong Kompasianer ceritakan pengalaman PDKT-nya, ada hal-hal seru yang bisa dibagikan? Berdasarkan pengalaman, apa yang membuat PDKT gagal?
Plus, apakah ada resep antigagal PDKT? Silakan tambah label Cara PDKT (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI