Tim KKN Kolaboratif 73 Desa Kertosari telah melaksanakan sebuah program yang sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Mereka mengambil peran aktif dalam memerangi isu stunting pada balita. Stunting, sebuah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, menjadi perhatian utama tim ini. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitifnya. Menyadari urgensi masalah ini, Tim KKN 73 melakukan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita di desa tersebut. Program ini dilakukan secara rutin dengan frekuensi dua kali dalam satu minggu, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kondisi balita di desa tersebut.
Sebelum program ini berjalan, tim KKN melakukan pendataan awal untuk mengidentifikasi balita yang membutuhkan intervensi gizi. Berdasarkan data tersebut, mereka menyusun daftar nama penerima manfaat dan mengoordinasikan jadwal pembagian makanan. Setiap kali PMT disalurkan, tim KKN juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan edukasi singkat kepada orang tua mengenai pentingnya gizi, cara pengolahan makanan yang baik, serta tanda-tanda stunting yang perlu diwaspadai. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga meningkatkan kesadaran gizi di kalangan masyarakat.
Salah satu keunggulan dari program PMT ini adalah variasi menu makanan yang disajikan. Tim KKN menyadari bahwa balita memiliki kecenderungan cepat bosan dengan menu yang monoton, sehingga mereka merancang menu yang berbeda setiap minggunya. Menu ini disusun berdasarkan pedoman gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Contoh menu yang diberikan antara lain sate telur puyuh, mashed potato, nugget ayam dengan sayur wortel, dan bakso ayam. Semua bahan yang digunakan diupayakan berasal dari sumber lokal yang mudah dijangkau dan diolah dengan cara yang higienis.
Secara keseluruhan, program PMT yang dilakukan oleh Tim KKN Kolaboratif 73 di Desa Kertosari merupakan contoh nyata dari kontribusi mahasiswa dalam pembangunan masyarakat. Program ini tidak hanya berhasil memberikan intervensi gizi yang signifikan kepada balita stunting, tetapi juga meninggalkan warisan berupa kesadaran gizi dan semangat kolaborasi di antara warga desa. Inisiatif kecil ini diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas di masa depan, bebas dari ancaman stunting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI