Lihat ke Halaman Asli

KKN 10 Bukor

Universitas Jember

Mahasiswa KKN UMD Kelompok 10 UNEJ Turut Serta Mengembangkan Potensi Batik Desa Bukor, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso

Diperbarui: 3 Februari 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN UMD 10 UNEJ Belajar Membatik Di Desa Bukor

Indonesia sebagai negara kaya akan warisan budaya kembali menunjukkan keberagaman budayanya melalui berbagai jenis batik lokal dengan ciri khas unik di setiap daerahnya. Salah satu motif yang tengah meraih popularitas adalah Batik Bambu Ijo, terutama yang berasal dari Desa Bukor, Kecamatan Wringin, Bondowoso.

Batik Bambu Ijo mengusung ciri khas yang erat dengan daun singkong dan daun tembakau, menciptakan pola motif yang memikat. Keunikan batik di Indonesia turut mempengaruhi nilai jualnya, dengan harga motif batik dapat mencapai angka mulai dari 150 ribu hingga jutaan rupiah. Dalam pembuatan batik, seni ini tidak hanya terbatas pada satu warna, melainkan menggabungkan berbagai macam warna dalam satu kain, menambah keindahan dan nilai estetika.

Salah Satu Motif Batik Dusun Kloangan, Kec. Wringin, Kab. Bondowoso

Salah satu contoh sukses dari Batik Bambu Ijo terletak di Dusun Kloangan, Desa Bukor, Kecamatan Wringin, Bondowoso. Pengerjaan pesanan batik di sini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun pengrajin tetap menjaga karakteristik khas batik Bambu Ijo sesuai dengan keinginan pembeli. Tidak hanya diminati oleh masyarakat setempat, namun pesanan batik juga datang dari pejabat pemerintah, baik di Kabupaten Bondowoso maupun dari luar kabupaten.

Sebagai bentuk dukungan terhadap pengrajin batik, perangkat desa turut menyelenggarakan pelatihan kerajinan batik di Desa Bukor. Kepala Desa Bukor, Bapak Mathari, juga aktif mempromosikan Batik Bambu Ijo melalui website desa, memberikan peluang lebih luas untuk meningkatkan popularitas dan daya jual batik tersebut.

Di tengah semangat pengembangan ini, kelompok KKN Kelompok 10 juga ikut berinisiatif belajar batik langsung dari pengrajin. Pengalaman ini memberikan pembelajaran baru yang tidak pernah diajarkan dalam dunia perkuliahan, menurut Ahmad Priyadi, sebagai pengrajin batik di Desa Bukot. Meskipun menghadapi tantangan finansial dalam membeli bahan pesanan batik, Ia tetap optimis dan berusaha keras untuk mengembangkan Batik Bambu Ijo, bukan hanya di Bondowoso, tetapi juga di luar kota tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline