Lihat ke Halaman Asli

P Kirana

Siswi SMA

Dibalik Label Baperan pada Orang Sensitif

Diperbarui: 15 September 2025   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Seseorang dengan Tingkat Kepekaan Tinggi (Sumber:https://unsplash.com/id/@enginakyurt)

Mudah tersentuh atau cepat lelah di keramaian disebut "baperan" oleh sebagian orang. Mungkin mereka menganggap label ini seakan ringan, namun sebenarnya ini merupakan sesuatu yang jauh lebih kompleks untuk di pahami. Banyak orang tidak menyadari bahwa sifat peka ini bukan sekedar merasakan emosi secara berlebihan, tetapi juga merupakan karakter bawaan dan dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. 

Apa yang Dirasakan Orang dengan Sifat Sensitif?

Kepekaan seringkali disalahpahami. Banyak orang menganggap orang sensitif itu "lemah" dan "mudah menangis". Namun nyatanya, otak mereka memang bekerja dengan cara yang agak berbeda, yaitu dengan menyerap lebih banyak detail, memproses suasana di sekitar secara mendalam, hingga menangkap nuansa emosi seseorang. 

Dampaknya, mereka dapat merasakan segalanya lebih intens. Kritik sekecil apapun dapat membekas lama, keramaian dapat terasa melelahkan, dan ketidakcocokan kecil bisa membuat hati gelisah berhari-hari. Itulah sebabnya kepekaan sering membuat seseorang tampak rentan, padahal ada kekuatan besar yang tersembunyi di dalamnya.

Sisi Gelap Sensitivitas Tinggi

Apabila tingkat kepekaan seseorang tidak dapat dikelola dengan baik maka dapat membuat risiko depresi dan kecemasan meningkat. Beberapa faktor pemicunya: 

  • Overload informasi, otak lelah karena terlalu banyak menangkap sinyal dari luar. 
  • Merasa tidak dimengerti, dapat memunculkan perasaan terasingkan hingga akhirnya menutup diri. 
  • Sulit melepas emosi negatif, luka emosional bertahan lebih lama daripada luka fisik, sehingga sulit untuk bangkit dari pengalaman buruk.

Meskipun demikian, sensitivitas tidak hanya membawa kerentanan, tetapi juga dikenal lebih empatik, kreatif dan peka terhadap kebutuhan seseorang. Mereka seringsekali menjadi pendengar yang baik. Tingginya tingkat kepekaan tersebut membuat mereka lebih mudah menangkap perubahan emosi orang di sekitarnya dalam interaksi sosial, sehingga mereka dapat memberikan dukungan emosional yang tulus.

Kemampuan ini sering menjadikan mereka teman yang dapat dipercaya dan bahkan menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Kepekaan dapat menjadi kelebihan luar biasa yang dapat memperbaiki dan membantu orang lain.

Bagaimana Cara Mengubahnya Menjadi Kekuatan?

  • Sifat sensitif bukan kelemahan. Bagian dari kepribadian tidak perlu disembunyikan, sangat penting untuk memiliki kesadaran ini agar seseorang tidak lagi memandang dirinya secara negatif. Sebaliknya, mereka harus menerima kenyataan bahwa kepekaan dapat menjadi kekuatan jika dikelola dengan benar.
  • Filter kehidupan. Kurangi kontak dengan lingkungan yang beracun, drama, atau negatif yang hanya memperburuk kesehatan mental. Jagalah keseimbangan pikiran dengan menghindari hal-hal yang menguras energi emosional.
  • Cari dukungan. Kelilingi diri dengan seseorang yang mengerti dan membuatmu nyaman. Jangan ragu untuk berkonsultasi dan menghubungi psikolog, jika merasa kesulitan. Dukungan sosial dan profesional dapat menguatkan daya tahan emosional.

Dengan melakukan hal-hal sederhana seperti ini, kepekaan dapat membawa dampak positif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, yaitu dengan munculnya rasa empati pada orang lain, terjalinnya hubungan yang kuat, serta lahirnya kekreativitas. 

Kepekaan bukan soal cepat tersentuh atau mudah menangis. Ia adalah sifat dasar yang memengaruhi perasaan, pemahaman, dan respons seseorang di sekitarnya. Orang dengan sensitivitas tinggi memiliki kecenderungan untuk memahami ekspresi wajah, nada suara hingga suasana lingkungan sekitar secara detail. Tak heran jika kepekaan juga dapat meningkatkan kemungkinan depresi dan kecemasan jika tidak dikelola dengan baik. 

Sudah saatnya kita melihat kepekaan sebagai potensi daripada kelemahan. Karena sensitivitas itu dapat mendorong kreativitas yang tulus, empati, dan hubungan interpersonal yang lebih baik. Selain itu, sifat ini juga dapat diubah menjadi kekuatan yang membantu kita menghadapi tantangan hidup dengan menjadi lebih sadar diri dan mengelola emosi dengan benar.

Jadi, pantaskah kepekaan masih dianggap sebagai kelemahan jika hal tersebut memberi dampak yang positif?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline