Lihat ke Halaman Asli

Kampung Cioray Bogor Tak Beraspal, Lapangan Tenis Aher Rp 1,35M

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14102531842003013701

Baru semalam, saya dan teman yang memiliki hobi Biking memakai sepeda motor Trail, melakukan percakapan via Skype. Teman saya ini, sebut saja namanya Adi mengabarkan bahwa di kampung Cioray desa Leuwikaret kecamatan Klapanunggal kabupaten Bogor adalah daerah yang benar-benar perlu dibantu. Jarak kampung Cioray menuju ke wilayah keramaian di kecamatan Klapanunggal mencapai lebih dari 15 km dengan harus melalui jalan terjal tak beraspal dan melewati jalan setapak berpunggung jurang.

Sebagian besar penduduk Cioray adalah petani, maka untuk Beras bukanlah sebuah masalah. Namun untuk kebutuhan pokok lainnya, seperti Lauk pauk dan rempah-rempah maka itu menjadi masalah. Suplai kebutuhan tersebut tidak stabil karena memang tidak ada jalan yang bisa dilalui dengan mudah. Berjalan saja seperti melakukan perjalanan pendakian bagaimana menggunakan mobil untuk membawa kebutuhan makanan disana?

Adi meminta saya untuk membantu mengumpulkan uang yang bisa dibelanjakan kebutuhan pokok tersebut dan akan dibawanya secara kontinyu di tiap hari sabtu atau minggu dengan menggunakan kendaraan Motor Trailnya. Itupun Adi berkali-kali bilang "akan mencari cara untuk membawanya" dikarenakan jalan yang harus dilaluinya bukanlah jalan yang layak pakai.

Tapi saya tidak sedang melakukan penggalangan dana, karena ini misi pribadi saya dan Adi. Kami sepakat untuk melakukannya diam-diam dan cukup dua keluarga yang tahu akan kegiatan ini. Namun hati saya mendidih seketika saat membaca berita dengan judul "Direnovasi, lapangan tenis rumdin Aher rogoh kocek Rp 1,35 M" di Yahoo.co.id. Ini link tersebut: https://id.berita.yahoo.com/direnovasi-lapangan-tenis-rumdin-aher-rogoh-kocek-rp-110038307.html

Itu uang yang sangat banyak!. Sangat cukup untuk membuat kampung Cioray memiliki jalan yang halus dan menikmati terang benderangnya listrik di kampung plus suplai bahan pangan selain beras yang rutin dan mudah didapat. Bahkan mungkin bisa membuat kampung Cioray ini menjadi sebuah tempat pariwisata. Saya sungguh tidak tahan untuk tidak menuliskan hal ini. Marah melihat mudahnya pejabat menggunakan uang rakyat demi kepentingan segelintir orang. Lebih marah lagi saat membaca jawaban Aher yang begini "Saya enggak (pernah) main, paling anak-anak saya saja,".

Apakah ini hanya untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya saja dan istrinya serta kroninya semata? Sangat biadab bila memang benar itu yang terjadi. Mestinya Aher membuka matanya lebih lebar lagi. Daerah Jawa Barat adalah Propinsi dengan tingkat pendidikan yang jauh tertinggal untuk ukuran daerah yang ada dalam Pulau Jawa!. Apakah benar asumsi sebagian orang yang Anti PKS, bahwa semua daerah yang dikuasai oleh PKS maka pendidikannya dijadikan anak tiri, sehingga mereka tidak akan kritis dengan program penguasa. Wallahu a'lam namun saya berharap salah.

Untuk mendasari agar saya tidak sedang berasumsi atau sekedar mempercayai ucapan teman saya, maka saya melakukan browsing di Google. Dengan kata kunci "Cioray Bogor", hasilnya? Mencengangkan! Silahkan browsing sendiri. Saya bahkan menemukan link disini http://forum.viva.co.id/jabodetabek/1313021-kampung-cioray-bogor-warganya-hidup-tanpa-listrik-dan-kekurangan.html. Baiklah, itu mungkin berita yang sudah kadaluwarsa karena dari tahun 2013. Tapi percakapan saya dengan Adi masih membuktikan bahwa Kampung Cioray ini tidak tersentuh sebagai mestinya.

Banyak potensi yang bisa diangkat dari Kampung ini, persis seperti daerah lain disekitaran Kabupaten-kabupaten yang ada dalam wilayah Jawa Barat. Tahun 2008 - 2010, saya membangun taman baca di beberapa daerah di Sukabumi dan Bogor. Di pelosok yang bahkan orang akan bergumam "benarkah ini masih Indonesia?" bila berkunjung ke tempat-tempat tersebut. Bahkan dibalik Puncak Bogor, ada sebuah daerah yang di apit perkebunan Teh yang sangat asri namun penduduknya sangatlah miskin dan untuk menjangkaunya dibutuhkan keberanian tersendiri karena banyak perampok di jalan-jalan akses menuju daerah tersebut.

Beginikah pejabat yang banyak diagung-agungkan orang? Mampu tetap berjalan terhadap sesuatu yang seharusnya menjadi kewajibannya sebagai pemimpin suatu daerah?. Apakah jabatan gubernur hanya sebatas pemenuhan dompet partai semata?.

Jawa Barat memiliki banyak daerah yang tertinggal, bila ada yang mengatakan bahwa itu tanggung jawab masing-masing Bupati atau Walikota setempat, terus fungsi Gubernur sebagai apa? Cuma terima duit? Semestinya fungsi pengawasan sebagai penguasa provinsi dilakukan dengan baik dan benar. Lihatlah di Pantura, begitu bertambahnya pengemis setiap bulan Puasa. Lihatlah sedikit ke selatan Garut maupun Tasikmalaya, di pinggiran tebing anak-anak mereka kesulitan untuk menuju sekolah.

Sebagai warga Bekasi, yang memang masih Jawa Barat. Saya tentu punya kewajiban untuk mengingatkan pemimpin Jawa Barat. Karena tak punya akses langsung ke Gubernur, maka hanya dengan ini saya mencoba memberitahukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline