Ketika tanaman sederhana di pekarangan, berubah menjadi inspirasi inovasi sains modern
Surabaya — Tidak semua tanaman mendapat sorotan meski memiliki potensi luar biasa. Salah satunya adalah daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.), tanaman tropis yang banyak tumbuh di pekarangan rumah dan kerap dianggap sekedar tanaman liar. Namun di tangan Ilham Kurniawan,S.Si., M.Si., CHCM, dosen Fakultas Kedokteran sekaligus peneliti di UPA Pengembangan Teknologi dan Produk Unggulan UPN “Veteran” Jawa Timur, daun ini menjelma menjadi sumber inspirasi ilmiah yang membuka peluang baru dalam pengembangan senyawa antibakteri alami.
“Daun Afrika ini ibarat permata tersembunyi. Banyak orang mengenalnya tanpa tahu bahwa di balik daun hijau itu terdapat senyawa bioaktif dengan potensi luar biasa untuk dunia medis,” ujar Ilham.
Dari riset mendalam menuju temuan kandidat antibakteri baru
Riset yang dilakukan Ilham berangkat dari persoalan klasik dunia kesehatan: resistensi antibiotik. Dalam dua dekade terakhir, semakin banyak bakteri yang kebal terhadap antibiotik konvensional, menyebabkan banyak kasus infeksi sulit disembuhkan. Fenomena ini mendorong ilmuwan di seluruh dunia mencari alternatif dari bahan alami (fitofarmaka) yang lebih aman dan memiliki mekanisme kerja berbeda.
Melalui kajian literatur dan observasi lapangan, Ilham menemukan bahwa daun Afrika memiliki komposisi kimia yang kaya akan tanin, flavonoid, alkaloid, dan saponin kelompok senyawa yang sering menunjukkan aktivitas antibakteri. Namun, belum banyak penelitian yang benar-benar menelaah potensi biokimianya secara komprehensif.
Untuk menjawab itu, Ilham menggunakan pendekatan biokimia komputasi (computational biochemistry), khususnya Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR) dan molecular analysis (structure modification). Dua metode ini memungkinkan peneliti memprediksi dan memvisualisasikan bagaimana suatu molekul berinteraksi dengan target biologis tertentu di tingkat atom.
Pendekatan ini telah dikembangkan Ilham sejak ia masih berkuliah di Departemen Biokimia, IPB University, di mana ia mulai mendalami kajian struktur dan aktivitas senyawa bioaktif alami. Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sendiri menjadi topik penelitian yang konsisten ia tekuni sejak tugas akhir Sarjana, Magister, hingga menjadi dosen Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jawa Timur, terutama dalam eksplorasi potensi senyawa tanin dan turunannya sebagai kandidat antibakteri alami melalui analisis in silico dan pendekatan bioinformatika.
Fokus penelitian diarahkan pada enzim MurA (UDP-N-acetylglucosamine enolpyruvyl transferase), enzim penting yang berperan dalam pembentukan dinding sel bakteri. Dengan menarget MurA, senyawa antibakteri baru berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri tanpa merusak sel tubuh manusia.