Dari MOOC ke Panggung Budaya: Guru PPPK Angkatan 21 Cianjur Tampilkan Oray-Orayan
Menjadi guru bukan hanya soal mengajar di kelas, tetapi juga tentang semangat untuk terus belajar dan beradaptasi. Itulah yang kini dijalani oleh para Guru PPPK Angkatan 21 Kabupaten Cianjur dalam rangkaian Orientasi PPPK Tahun 2025. Setelah menuntaskan MOOC (Massive Open Online Course) selama 15 hari secara daring, mereka kini tengah bersiap melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu Orientasi Klasikal yang akan digelar pada 30 Oktober hingga 2 November 2025 di Hotel Bukit Indah Cipanas, Cianjur.
(foto : dokumen pribadi)
Selama pelaksanaan MOOC, para guru mengikuti pembelajaran daring dari beberapa kecamatan di Kabupaten Cianjur. Meskipun lokasi tempat tinggal mereka tersebar, semangat untuk menuntaskan setiap modul tetap sama. Peserta belajar mandiri, berdiskusi dalam forum online, dan menulis jurnal reflektif yang diunggah melalui website SIBANGKOM (Sistem Informasi Bangkom) Lembaga Administrasi Negara). Semua proses ini menjadi pondasi penting dalam membentuk karakter ASN yang profesional, adaptif, dan berintegritas.
Silaturahim Angkatan 21 di rumah ibu Pipin Supiatin, S.Pd., dalam rangka gladi penampilan Orientasi PPPK Kab Cianjur Angkatan 21 (foto : dokpri)
Setelah tahap daring selesai, semangat itu berubah wujud menjadi ekspresi budaya. Dalam kegiatan klasikal nanti, Angkatan 21 Kabupaten Cianjur akan menampilkan pertunjukan seni bertema “Kaulinan Sunda Oray-Orayan”, yang terinspirasi dari permainan tradisional anak-anak Sunda. Pertunjukan berdurasi sekitar 15 menit ini menggambarkan nilai kebersamaan, gotong royong, dan harmoni sosial nilai-nilai yang sejalan dengan semangat ASN BerAKHLAK.
(foto : dokumen pribadi)
Latihan seni budaya ini digelar di rumah Ibu Pipin Supiatin dengan melibatkan seluruh anggota angkatan, di mana 20 peserta inti akan tampil di atas panggung. Penampilan ini dikoreografikan oleh dua guru berbakat, yaitu Ibu Ai Rohayati, S.Pd., guru SDN Penyusunan 1 Kecamatan Sukaluyu, dan Ibu Yuyu Juldanelys, S.Pd., yang dikenal aktif mengembangkan seni budaya di lingkungan sekolah.
Di bawah arahan kedua koreografer tersebut, para peserta berlatih penuh semangat. Gerakan “Oray-Orayan” yang luwes dan dinamis diiringi tawa serta kebersamaan menggambarkan filosofi perjalanan para guru PPPK: saling percaya, saling menopang, dan tetap bergerak maju bersama menuju tujuan yang sama.
Bagi Angkatan 21, Oray-Orayan bukan sekadar pertunjukan, melainkan cerminan dari nilai kehidupan seorang guru bagaimana menjaga irama kerja sama, memahami peran masing-masing, dan menjaga kebersamaan di tengah perbedaan. Nilai-nilai ini pula yang menjadi roh dalam pelaksanaan orientasi ASN: membangun kolaborasi dan karakter berbudaya dalam pengabdian kepada masyarakat.