Benang-benang kenangan ia kumpulkan dengan rasa sayang
Lalu disulamnya rasa rindu bertumpuk-pumpuk
Jadi sehelai tanda mata
Dipajangnya di dinding kamar harapan
Agar mata hati tetap terpatri
Tidak lari dari kenyataan.
Seperti ibu yang melepas pergi anaknya
Dengan hati lapang dan tangan terbuka
Meski berat
Karena ia tahu setiap buah hati bukan milik pribadi.
Menyulam rindu
Dalam deraian air mata
Dan dekapan kasih
Membentang jarak, ruang dan waktu
Yang tak mudah runtuh oleh amukan asmara.
Ia terus menyulam rindu hingga tiba waktunya bersanding wajah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI