Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Wibisono

TERVERIFIKASI

Palembang, Sumatera Selatan

Martabak Basi

Diperbarui: 4 Oktober 2025   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan rinai luruh tiba-tiba
Mengkilat jatuh di atas genangan halaman rumah
Malam turun malu-malu
Jarum jam seakan berdetak mundur

Tak biasanya perut ini komplain
Sore tadi sudah merengek nasi goreng
Ditambah pula secangkir besar kopi tubruk hangat
Sekarang sudah minta martabak

Hujan rinai belum juga reda
Melongok langit sepertinya kian gelap
Tadi sempat tampak sudut mata bulan mengintip
Sepertinya, dianyapun larut dalam kantuk

O,ya ingat kemarin dulu beli martabak keju
Masih bersisa dua potong ujung
Saya sempat menyimpannya di dalam rak kulkas
Bergegas lalu memburu ke pojokan dapur

Hujan yang sedari tadi kiranya tak lagi rinai
Suara seng atap rumah tetangga menjadi bak petikan indah melodi
Irama kejatuhannya hujan bikin sensasi mesra di sana
Seolah sengaja menemani kunyahan martabak basi ini dalam secangkir kopi

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline