Kegiatan Edukasi Cegah DBD di SD Negeri Getasrejo 1 (Sumber: Freepik)
Grobogan, 16 Juli 2025 – Upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan edukasi kreatif dan interaktif sehingga mudah dipahami masyarakat, khususnya anak-anak. Hal ini ditunjukkan oleh Kartika Kumalasari, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang mengadakan edukasi interaktif di SD Negeri Getasrejo 1, Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.
Dalam kegiatan edukasi ini bertajuk “Ayo Cegah DBD di Lingkungan Sekolah dan Rumah”, menggunakan media edukasi presentasi PowerPoint (PPT) yang dirancang penuh warna dan animasi menarik agar mudah dipahami siswaSD Negeri Getasrejo 1. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan singkat penyakit DBD, aktivitas dan siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, tempat berkembang biak dan tempat istirahat nyamuk, hingga cara membedakan nyamuk penyebab DBD dengan nyamuk jenis lain.
Media Edukasi PPT Ayo Cegah DBD di Lingkungan Sekolah dan Rumah
Kegiatan Edukasi Cegah DBD di SD Negeri Getasrejo 1 (Sumber: Freepik)
Tak hanya itu, siswa juga diajak memahami gejala - gejala DBD serta cara pencegahannya melalui 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang sampah) yang bisa dilakukan baik di lingkungan sekolah maupun di rumah bersama keluarga. Penyampaian materi dikemas dengan diskusi ringan dan tanya jawab sehingga siswa – siswa terlihat antusias serta mudah mengingat pesan yang diberikan.
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan, juga telah dilakukan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan siswa, mereka mampu menyebutkan kembali cara pencegahan DBD dengan lebih tepat, bahkan beberapa siswa berani mengemukakan ide menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar terhindar dari sarang nyamuk.
Pre Test dan Post Test Mengunakan Media Kertas Berwarna Hijau (Benar) dan Merah (Salah)
“Kami berharap melalui edukasi sederhana ini, anak-anak bisa menjadi agen perubahan kecil yang dapat mengajak keluarga dan teman-temannya hidup bersih serta mencegah DBD, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah,” ungkap Kartika.
Pihak sekolah menyambut positif kegiatan tersebut. Para guru menilai bahwa media edukasi melalui PPT menjadi sarana belajar yang efektif untuk menanamkan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan sejak dini.