Lihat ke Halaman Asli

Karnita

TERVERIFIKASI

Guru

Larasati: Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan dalam Gejolak Sejarah

Diperbarui: 9 Maret 2025   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Nobvel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Freepik)

Larasati: Perempuan, Perjuangan, dan Kemerdekaan dalam Gejolak Sejarah

Oleh Karnita

"Revolusi ini tidak memberi sesuatu pun, dia minta kepada setiap orang, segala-galanya." ― Pramoedya Ananta Toer, Larasati

Pengantar

Setiap 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional sebagai momen untuk merayakan pencapaian luar biasa perempuan di berbagai bidang, sekaligus mengingatkan pentingnya perjuangan untuk hak, kesetaraan, dan pemberdayaan perempuan. Mengutip situs UN Women, PBB merilis tema resmi setiap tahunnya dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, termasuk tahun 2025 ini. Tema yang dipilih tahun ini adalah "For ALL women and girls: Rights, Equality, Empowerment", yang berarti "Untuk SEMUA perempuan dan anak perempuan: Hak, Kesetaraan, Pemberdayaan". Tema ini mengajak masyarakat dunia untuk bersama mewujudkan hak, kesetaraan, dan kesempatan yang sama bagi setiap orang.

Gambar: Poster Hari Perepmpuan Internasional (Sumber: Freepik)

Dalam rangka peringatan ini, penting untuk merenungkan kisah-kisah perempuan yang terukir dalam sastra, seperti dalam Midah, si Manis Bergigi Emas Gadis Pantai, Larasati, Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer, dan Hikayat Siti Mariah karya Pramoedya Ananta Toer. Adapun novel Midah, si Manis Bergigi Emas  dan Gadis Pantai  sudah penulis tayangkan beberapa waktu lalu, semuanya menggambarkan dengan tajam perjalanan hidup perempuan dalam menghadapi ketidaksetaraan dan perjuangannya untuk meraih kebebasan, hak, dan martabat. Hari ini, penulis secara bertahap insya Allah akan melengkapi tiga sajian ulasan karya istimewa tersebut.

Sinopsis Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer

Larasati adalah sebuah roman yang menggambarkan dinamika perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa revolusi 1945-1950, dengan tokoh utama bernama Larasati, seorang bintang film yang juga seorang wanita yang terperangkap dalam gejolak politik dan sosial Indonesia pada masa itu. Dalam kisah ini, Larasati, yang dikenal dengan nama panggilan Ara, bukan hanya seorang artis terkenal, tetapi juga seorang perempuan dengan keyakinan kuat terhadap kemerdekaan Indonesia. Walaupun dirinya seorang pelacur, Ara tetap setia kepada Republik Indonesia dan berjuang dengan caranya sendiri untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun ia harus menghadapi banyak tantangan dan konflik internal.

Kisah dimulai dengan perjalanan Ara dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk menemui ibunya yang sudah lama tidak ia temui. Dalam perjalanan tersebut, Ara terlibat dalam berbagai peristiwa yang menegangkan, mulai dari bertemu dengan seorang opsir yang meminta bantuannya untuk mencari ajudannya yang hilang, hingga diterima oleh sekelompok pemuda revolusioner di Bekasi. Konflik semakin berkembang ketika Ara dihadapkan pada pilihan sulit, seperti ketika seorang produser film Belanda, Mardjohan, mengajaknya bermain dalam film propaganda yang jelas-jelas berupaya mendukung NICA, pihak penjajah. Ara menolak tawaran tersebut, namun ia harus menghadapi konsekuensinya, termasuk kekejaman yang ia saksikan di penjara Belanda dan penderitaan yang dialami oleh pejuang-pejuang yang tertangkap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline