Saya mengenal dunia bisnis atau usaha untuk pertama kalinya saat kuliah dan sepertinya memang termasuk telat sih, sekitar semester ke-5 atau di tahun ketiga kuliah.
Trigger-nya unik, pertama karena tanggungan SKS saya saat itu sudah mulai menipis alias tinggal sedikit saja, hingga saya sudah mulai kebanyakan bengong di kosan setiap harinya kalau lagi nggak "main" ke radio dan studio musik sama teman-teman seperjuangan.
Sedangkan trigger keduanya lebih unik dan mungkin juga langka kali ya! Kebetulan bank swasta tempat saya nabung duit hasil "ngamen" di panggung dan "ngoceh" di studio sehari-harinya, tiba-tiba dilikuidasi oleh BI.
Beruntungnya, uang tabungan saya aman sih, karena dijamin oleh pemerintah dan untuk mengambilnya harus membuka rekening di salah satu Bank yang ditunjuk oleh BI, full sesuai catatan rekening tanpa ada potongan apapun.
Cuma, sayanya saja sih yang agak parno! Karena gelombang likuidasi bank yang nggak sehat, naga-naganya saat itu akan terus berlanjut seiring krisis ekonomi di akhir 90-an yang sepertinya juga tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk memperbaiki dan mengembalikannya seperti semula.
Usaha Jualan Kue | @istanawadai
Setelah uang tabungan berhasil saya cairkan, akhirnya saya membeli sepeda motor bekas untuk mobilisasi saya sehari-hari yang saat itu sedang bersiap-siap untuk menyusun skripsi dan sisa uangnya saya pakai untuk buka kafe pinggir jalan alias kafe trotoar yang saat itu sedang ngetrend! Kok bisa ya?
Untuk memulai usaha kafe ini, karena saya belum berpengalaman saya mengajak beberapa sahabat saya untuk joinan alias mendirikan usaha bersama-sama. Singkat cerita, Alhamdulillah, usaha kafe trotoar kami berjalan lancar dan memberikan kontribusi finansial lumayan besar untuk ukuran kami anak-anak kuliahan saat itu.
Bahkan seandainya saat itu meminang anak gadis orang, sebenarnya kami bertiga mampu-mampu saja secara finasial, hanya saja masalahnya kita semua saat itu sedang jomlo semua he...he...he...! Tetapi, untuk bisa berada ditahapan itu, sudah pasti nggak semudah yang kita bayangkan sebelumnya!
Proses perjalanan untuk eksis sampai sekitar 2 tahunan, sampai akhirnya tutup karena kami sama-sama lulus kuliah, juga bukan pejalanan yang mudah dan mulus-mulus saja! Ada kalanya kita bengkerengan sampai hampir saja pukul-pukulan atau setidaknya yang paling sering adalah diem-dieman! Maklum kita berada di fase yang semuanya serba sama.