Lihat ke Halaman Asli

Sifat Orang Jawa yang Terjajah Media Sosial

Diperbarui: 3 November 2022   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sifat asli orang jawa | sumber: pixabay.com/lanlanee

Karakteristik budaya Jawa adalah religius, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistik (Suyanto,1990:144). Religius ditunjukan dengan keteguhannya mempertahankan ajaran kejawen yang kemudian dielaborasi menjadi konsep tasawuf Jawa. Sejarah tentang betapa susahnya agama asing masuk dan menyusun strategi akulturasi kebudayaan dengan peringatan keras, "Wong Jawa aja nganti ilang Jawane," atau orang Jawa jangan sampai hilang (melupakan) kejawaannya.

Sebab saya lahir, tumbuh, dan berkembang dalam budaya Jawa, menjadi menarik untuk mengamati sifat atau karakter orang Jawa yang mudah berbaur dengan kebudayaan lain di Nusantara. Menggerakan naluri untuk mendirikan komunitas Jawa Bestari yang membagikan ratusan falsafah Jawa yang penuh dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Namun di era teknologi-informasi, masyarakat Jawa mulai melupakan jati dirinya. Jangankan tahu dan memahami ajaran falsafah Jawa, bersifat seperti orang Jawa saja sudah mulai ditinggalkan. Mulai dari terkikisnya nama-nama Jawa digantikan nama-nama asing, hilangnya unggah-ungguh alias tata krama, memudarnya penggunaan ragam bahasa Jawa (khususnya basa krama), dan tidak adanya rasa bangga menggunakan busana (pakaian) Jawa.

Media sosial menjadi representasi hilangnya budaya Jawa beserta sifat-sifat masyarakat Jawa yang semula adiluhung. Orang Jawa yang mendominasi suku Indonesia mempraktekan sifat anarkis, penuh caci maki, dan gampang berbohong di media sosial. Apalagi kalau sudah diracuni narasi politik dan agama.

Berikut ini saya sajikan beberapa sifat orang Jawa yang semoga menjadi pengingat betapa luhurnya masyarakat Jawa yang tanpa disadari sudah mulai dijajah alogaritma media sosial.

Sungkan dan Pemalu

Meski terlihat gampang menyapa orang lain, namun sifat orang Jawa aslinya pemalu dan sungkan. Demikian yang membuat orang Jawa mudah berbasa-basi menghidupkan sebuah obrolan, menawarkan makanan, menyuruh mampir, dan bertanya ritoris.

Ketika di lingkungan anyar, orang Jawa akan terlihat pemalu dan memberikan respon seadanya (tersenyum dan menganggukan kepala). Sementara ketika di lingkungan sendiri, mereka akan terlihat seperti pendongeng yang bisa bicara ngalor-ngidul tentang banyak hal.


Cinta Damai 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline