Lihat ke Halaman Asli

Jandris_Sky

TERVERIFIKASI

Kompasianer Terpopuler 2024

Bakteri Pengurai: Aktivator Biodegradasi Sampah Kota untuk Lingkungan Berkelanjutan

Diperbarui: 17 Februari 2025   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bioplastik bisa jadi "sama buruknya atau bahkan lebih buruk" bagi planet ini daripada plastik berbahan bakar fosil. (sumber foto: Dezeen/Pinterest)

Salah satu solusi inovatif yang mulai banyak dikembangkan adalah 8 bakteri pengurai sebagai aktivator biodegradasi sampah kota.

Permasalahan sampah kota merupakan tantangan besar di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Setiap hari, ribuan ton sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, industri, dan komersial. 

Sayangnya, sebagian besar sampah tersebut masih berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa pengelolaan yang optimal, menyebabkan pencemaran lingkungan dan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.

Salah satu solusi inovatif yang mulai banyak dikembangkan adalah penggunaan bakteri pengurai sebagai aktivator biodegradasi sampah kota. 

Mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik sehingga dapat mengurangi timbunan sampah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. 

Dengan penerapan teknologi berbasis bakteri pengurai, pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan.

Mekanisme Kerja Bakteri Pengurai

Bakteri pengurai merupakan kelompok mikroorganisme yang memiliki enzim khusus untuk memecah bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. 

Proses ini dikenal sebagai biodegradasi, yaitu proses alami yang terjadi ketika mikroba menguraikan bahan organik menjadi unsur-unsur yang dapat diserap kembali oleh lingkungan.

Beberapa jenis bakteri pengurai yang umum digunakan dalam pengelolaan sampah kota antara lain:

1. Bacillus sp

Menghasilkan enzim protease, amilase, dan lipase yang berperan dalam penguraian protein, karbohidrat, dan lemak dalam sampah organik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline