"Basmalah untuk Seekor Pasien"
Kisah drh. Budi saat Koas Menangani Anjing Penderita Parvovirus
Suara rengekan kecil terdengar dari kandang di pojok ruangan klinik hewan Kuningan. Seekor anak anjing mungil, bulunya kusam, tubuhnya gemetar, dan matanya sayu. Muntah bercampur darah, disertai diare berwarna gelap, membuat suasana ruang perawatan terasa pilu. Bagi seorang mahasiswa koas yang baru turun lapangan, kasus seperti ini adalah ujian nyata --- antara ilmu, rasa kemanusiaan, dan keteguhan hati.
Hari itu, Budi, mahasiswa koas kedokteran hewan, mendapat izin dari dosen piket, drh. Yuriadi, untuk menangani kasus tersebut sebagai bahan tugas akhir bidang interna hewan kecil. Dugaan awal: Canine Parvovirus Infection (CPV) --- penyakit mematikan bagi anjing muda, terkenal dengan tingkat kematian yang tinggi.
Namun, bagi Budi, kasus ini bukan sekadar angka statistik di laporan ilmiah. Ia melihat sosok makhluk hidup yang sedang berjuang antara hidup dan mati.
Sebelum mulai tindakan, ia mempersiapkan infus, cairan elektrolit, dan obat-obatan pendukung. Di sela ketegangan itu, tanpa sadar ia mengucap dengan lantang,
"Bismillahirrahmanirrahim..."
drh. Yuriadi yang memperhatikan dari meja sebelah menoleh dan tersenyum kecil, lalu berbisik,
"Dik, ini anjing, lho..."
Budi menatapnya tenang dan menjawab,
"Iya, Dok. Tapi dia juga makhluk Allah."